Sampai jumpa 2013, selamat datang 2014. Tahun 2013 yang lalu bisa dibilang salah satu tahun paling berkesan buat saya. Pekerjaan pertama, pertama kalinya tinggal jauh dari orang tua, bekerja di kota yang budayanya berbeda sama sekali dengan kota asal saya dan akan menjadi panjang daftarnya jika saya teruskan. Tapi saya rasa, saya tidak mau berbicara banyak tentang hal-hal pribadi saya tersebut. Saya lebih ingin membahas tentang hal-hal yang paling berkesan dari segi 'pop culture' karena pada dasarnya ya ini blog saya bukan? Saya adalah pop culture. Saya akan membahas hal-hal, mulai dari film hingga buku yang paling berkesan yang saya nikmati sepanjang 2013 yang lalu. Oke, selamat menikmati.
1. Buku
'Mrs. Kennedy and Me: An Intimate Memoir' oleh Clint Hill (dan Lisa McCubbin)
Saya rasa, saya tidak pernah membaca buku sebanyak di tahun 2013 yang lalu. Beberapa faktor penyebabnya adalah karena pertama kalinya megang uang sendiri rasanya pengen foya-foya trus bukan? Nah dari jaman SMA, biasanya saya hanya membeli buku beberapa bulan hanya 2 sampai 3 buku. Selain itu, siapa yang ga mu liat lemaribukunya penuh dengan buku-buku bermutu?
Nah, dari sekian puluh buku yang saya baca sepanjang 2013, yang paling berkesan adalah buku berjudul Mrs. Kennedy and Me ini. Pada dasarnya saya terobsesi dengan klan terkenal seperti Romanov dan keluarga Kerajaan Inggris. Tapi klan Kennedy ada di posisi teratas dan Jackie Kennedy Onassis adalah anggota keluarga yang paling memikat saya. Awalnya saya ragu ingin membaca apalagi membelinya (terutama harganya yang sama sekali tidak murah) dan dimana saya khawatir bukunya akan menjadi buku yang penuh gosip skandal tentang Kennedy. Maka sebelum saya membelinya, saya memutuskan untuk mengecek ulasannya di Goodreads (seperti yang biasa saya lakukan). Ulasan yang ada di Goodreads terbilang bagus, jadilah saya memesannya di Periplus. Voila! Sejak halaman pertama, buku ini membius saya. Bagaimana Clint Hill menceritakan kisahnya selama menjadi pengawal pribadi Jackie Kennedy selama ia menjadi Ibu Negara sangatlah menarik.
Kisah-kisah yang diungkapkan di dalam buku ini sangat menghormati seorang Jackie Kennedy. Tidak pernah sehuruf pun di buku ini yang membuat asumsi tidak-tidak tentang Jackie dan keluarga Kennedy lainnya, terutama JFK. Bahkan semua kisah diceritakan layaknya surat cinta yang terpendam sekian lama yang baru terbuka puluhan tahun kemudian. Terlihat jelas bagaimana Hill mengagumi Jackie. Sebuah buku tentang Kennedy yang layak dibaca. Sebuah buku yang memperlakukan seorang Jackie Kennedy sebagaimana mestinya, penuh rasa hormat, sayang dan cinta.
Honorable Mentions: Dark Places dan Gone Girl oleh Gillian Flynn, The Cather in the Rye oleh JD Salinger, The Fault in Our Stars oleh John Green, Di Bawah Lindungan Ka'bah oleh Hamka dan Bukan Pasarmalam oleh Pramoedya Ananta Toer.
Lupakan: Fifty Shades of Grey oleh EL James, Nayla oleh Djenar Maesa Ayu dan Divergent oleh Veronica Roth
2. CD
'+' oleh Ed Sheeran
Di tahun 2013 yang lalu, saya sepertinya tidak banyak membeli CD. Selain '+' oleh Ed Sheeran ini, saya hanya membeli album debutnya Raisa, 'The 20/20 Experience' oleh Mas JT, '1st' oleh Maliq&D'Essentials (terpaksa beli lagi karena saya punyanya kaset) dan 'Babel' oleh Mas-mas Mumford and Sons. Semuanya bagus. Semuanya berkesan tapi yang paling berkesan adalah album debut milik Sheeran ini. Awalnya saya hanya tahu lagunya yang berjudul 'Lego House'. Itupun karena Rupert Grint adalah bintang video klipnya (yap, saya cinta Harry Potter, baik film maupun bukunya). Tapi penampilan Sheeran bersama Elton John di Grammy Awards tahun lalu benar-benar mencuri perhatian saya. Mulai dari situ saya menonton beberapa lagunya di Youtube sampai akhirnya memutuskan membeli CD-nya.
Semua lagunya enak didengar. Liriknya sangat intim dan riil dan seingat saya, ia menulis semua liriknya (maaf kalo salah). Mau cari lagu ballad? Ada pastinya. Yang upbeat? Ada. Bahkan dia melakukan rap di albumnya!!!! Sebenarnya agak sulit untuk memilih mana lagu favorit saya karena saya menyukai selurhnya bukan 'hampir semuanya' tapi mungkin The A-Team, Lego House dan Drunk adalah yang benar saya sukai.
3. Aktris
Julianne Moore
Oke, Jennifer Lawrence adalah aktris yang paling dicintai dan dibicarakan di tahun 2013 yang lau. Meraih Aktris Terbaik di penghargaan Oscar tahun lalu, Catching Fire sukses luar biasa, calon nominee Oscar tahun ini lewat American Hustle dan kepribadiannya yang seakan-akan ingin kita jadikan sahabat kita semua. Tapi apabila ingin membicarakan aktris mana yang paling saya sukai seluruh penampilannya di tahun 2013 lalu, saya akan menjawab Julianne Moore. Kariernya terbentang lebih dari 20 tahun dan tidak ada yang bisa menandinginya sebagai "Queen of Indie" dan ia juga adalah salah satu aktris favorit saya. Saya memilih dia bukan karena faktor ia salah satu aktris favorit saya. Tapi karena penampilannya di seluruh film yang ia bintangi di tahun 2013 yang lalu benar-benar menjadi titik balik karirnya atau perkembangannya paling tidak di mata saya.
Ada 4 film yang ia bintangi di tahun 2013 lalu. Dimulai dengan 'What Maisie Knew' sebagai rocker yang bercerai dan memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil. Di film ini, penampilannya benar-benar cemerlang hingga saya rasanya ingin menonjok dan meludahi dia. Ia begitu abai terhadap anaknya, egois, gila dan tidah sadar diri dan sebenarnya ia sangat layak untuk mondar-mandir di musim penghargaan tahun ini berkat penampilannya. Selanjutnya ia menjadi bintang utama 'The English Teacher', sebuah komedi yang mudah dilupakan tetapi sisi positifnya adalah sebuah hal yang menarik untuk melihat Moore berperan di sebuah film komedi meskipun filmnya agak buruk. Di bulan Oktober ia membintangi remake 'Carrie' sebagai ibunda Carrie yang sakit jiwa dan terobsesi dengan Injil. Walaupun filmnya sama sekali tidak mampu menyaingi film aslinya tetapi penampilan Moore memberikan nafas baru terhadap karakter yang ia perankan dan sejenak dapat membuat kita melupakan penampilan Amy Irving di Carrie yang asli. Moore benar-benar terlihat sakit jiwa!. Selanjutnya ia berperan di film 'directorial debut' dari Joseph Gordon-Levitt, Don Jon. Penampilan ia disini juga menarik sebagai wanita paro baya yang tiba-tiba terlibat hubungan dengan karakter yang diperankan oleh JGL.
Peran-peran Moore di tahun 2013 yang lalu telah lepas dari stereotype perannya sebelumnya dimana ia lebih sering memerankan seorang wanita putus asa dan sendu. Tapi di 2013 yang lalu seluruh perannya berani dan ia telah berkembang jauh. Sayangnya, langkah yang Moore ambil seakan luput dari perhatian. She's the most underrated actress of 2013.
4. Musisi
Miguel
Miguel merilis album debutnya pada tahun 2010 tetapi baru pada album keduanya, Kaleidoscope Dream, ia menuai sukses dan saya baru benar-benar tahu dia ketika ia tampil singkat di Grammy Awards tahun lalu ketika ia menyanyikan lagunya, 'Adorn', bersama Wiz Khalifa. Harus kalian akui penampilannya tersebut adalah salah satu penampilan paling luar biasa bahkan paling seksi pada malam itu (tanyakan kepada Kelly Clarkson). Yang saya sukai darinya adalah Miguel membawa kembali musik seksi yang sebenarnya (dan bahkan Justin Timberlake, just because his song called "SexyBack" doesnt mean his music truly sexy). Tentu saja 'Adorn' adalah lagu yang saya gilai dan jangan lupakan 'Kaleidoscope Dream' dan kolaborasinya bersama Alicia Keys, 'Celebrate'. Bahkan Mariah Carey dan Janelle Monae pun mengajak ia untuk berkolaborasi di lagu mereka, '#Beautiful' dan 'PrimeTime'. Kalau Anda tanyakan, musis mana yang saya nantikan album selanjutnya, maka salah satunya adalah Miguel.
5. Acara Penghargaan
55th Annual Grammy Awards
Saya menonton banyak sekali acara penghargaan di tahun 2013 yang lalu, mulai dari ajang penghargaan yang sebenarnya serius tapi tidak jadi terlalu serius berkat Seth MacFarlane, yaitu Oscar sampai MTV Video Music Awards yang makin lama makin kehilangan tajinya (walaupun suka atau tidak suka, penampilan Miley membuat VMA menjadi yang seperti kita tahu, yaitu kejutan berkepanjangan). Saya tidak akan membicarakan American Music Awards karena mudah dilupakan atau Primetime Emmy Awards yang terlalu kelam.
Tahun 2013 dibuka oleh Golden Globe Awards pada pertengahan Januari dan saya suka!!!! Semua berkat host acara tersebut yang sangat sukses membawa acara tersebut, Tina Fey dan Amy Poehler (Pohler joked, "Kathryn Bigelow's nominated tonight. I haven't really been following the controversy over Zero Dark Thirty, but when it comes to torture, I trust the lady who spent three years married to James Cameron" atau "Anne Hathaway, you gave a stunning performance in Les Miserables, I have not seen someone so totally alone and abandoned like that since you were on stage with James Franco at the Oscars" atau "You know what Taylor Swift? You stay away from Michael J. Fox‘s son"). Terlalu banyak lelucon bagus dan kocak yang dilempar oleh mereka berdua. Belum lagi pidato Jodie Foster ketika ia menerima penghargaan Cecile B. DeMille Award, yang benar-benar menyentuh saya (bahkan banyak yang menangis, seperti Kate Hudson dan Deschanel bersaudari).
Tapi kalo mau memilih acara penghargaan favorit saya di tahun lalu, maka saya tidak akan ragu sama sekali untuk memilih Grammy Awards. Semua aspeknya di acara tersebut benar-benar bagus banget. Mulai dari co-host yang menghibur, seperti ellen DeGeneres, Beyonce dan Neil Patrick Harris atau pidato para musisi ketika menerima Grammy, seperti Kelly Clarkson yang bercanda soal bajunya tersangkut di pakaian Miranda Lambert dan betapa dia suka penampilan Miguel malam itu. Tapi bukan Grammy kalo bukan tentang penampilan musiknya. Yang paling saya sukai malam itu adalah adalah penampilan tribute kepada Levon Helm dari Elton John, Mumford and Sons, T-Bone Burnett, Zac Brown Band, Brittany Howard dan Mavin Staples. Kolaborasi yang sangat luar biasa. SANGAT. Selain itu kolaborasi dari Bruno Mars, Sting, Rihanna dan Ziggy Marley untuk tribbute kepada Bob Marley juga luar biasa. Selain itu saya juga menyukai penampilan Miguel bersama Wiz Khalifa, tribute kepada Patty Page dan Carole King oleh Kelly Clarkson, kolaborasi Rihanna dan Mikki Ekko dan kolaborasi Alicia Keys dan Maroon 5 (Keys sebenarnya yang membuat keren). Tapi lupakan saja penampilan pembuka dari Taylor Swift dan penampilan penutup dari LL Cool J. Tapi jangan lupakan kalo salah satu band favorit saya, Mumford and Sons, memenangkan penghargaan tertinggi malam itu, yaitu Album of the Year.
6.Wisata
Kunjungan Tidak Sengaja ke Kuil Hindu di Little India, Singapura
Jujur, salah satu yang sesali dari 2013 adalah tidak lebih banyak mengunjungi tempat-tempat baru. Saya hanya melakukan dua perjalanan wisata pada 2013 yang lalu, Bukittinggi dan Singapura. Saya sebenarnya juga mengunjungi Pulau Bintan, Batam dan Padang tahun lalu tetapi dalam urusan kerjaan dan tidak ada yang benar-benar berkesan buat saya. Saya juga mengunjungi Duri, Riau tetapi karena alasan melayat ayah teman yang meninggal (walaupun dalam perjalanan saya melewati tugu yang menarik, yaitu "2 Milyar Barel" di Chevron Duri). Jadi ya pilihannya adalah antara Bukittinggi atau Singapura. Bukittinggi dan kota-kota sekitarnya berkesan tapi saya rasa kunjungan saya ke sebuah kuil Hindu di Little India, Singapura adalah yang paling berkesan buat saya. Kenapa berkesan? Karena ya saya tidak sengaja mengunjungi kuil tersebut.
Jadi pada saat itu, saya sedang sendirian di hostel menunggu orang-orang kantor balik dari belanja di Mustafa Center (orang Indonesia itu pasti belanja, ngebosenin). Karena saya bosan, saya pergilah menelusuri Rangon Road (kalo tidak salah) tempat saya menginap di Little India. Awalnya saya ingin menyusul orang-orang kantor ke Mustafa Center tapi ketika melewati sebuah kuil Hindu maka saya memutuskan untuk mampir sebentar sekedar lihat-lihat toh dari kemarin saya sudah tertarik sama tempatnya. Ketika masuk, saya melepas sepatu dan mencuci kaki saya lalu masuk ke bagian dalam kuil. Ternyata di bagian dalam kuil sedang dilaksanakan semcam ritual. Saya tidak tahu ritual apa, sepertinya pencucian peralatan kuil. Maaf kalo salah. Saya menonton sebentar dan mulai berkeliling melihat interior kuil tersebut yang sangat menarik, artistik dan indah. Ketika saya sedang melihat sebuah patung besar yang kebetulan dekat dengan dapur umum, saya dipanggil oleh petugas dapur umum. Saya bingung kenapa terutama aksen mereka yang tidak jelas, ternyata mereka menawari saya untuk ikut makan juga. Saya menolak dengan seramah mungkin tapi mereka seperti memaksa (tapi dengan cara yang ramah). Akhirnya, ya kenapa tidak. Melebur dengan orang lokal adalah hal yang menarik bukan? Saya diberi semacam bubur nasi, kari dan hidangan pencuci mulut semacam bubur ketan dalam jumlah porsi yang besar banget!!!!! Banget! Lalu saya makan hidangan tersebut (pencuci mulutnya enak banget) sambil duduk lesehan, sendirian (tapi juga dikelilingi oleh umat Hindu dan beberapi turis) dan menikmati ritual dan ornamen kuil. Kalo kata Gollum, 'PRECIOUS!'. Saya merasa spiritual saya tersentuh dan saya benar-benar menikmati saat itu. Selain itu, kejadian tersebut membuat saya yakin bahwa hal yang sangat indah apabila kita saling menghormati orang lain terutama ras dan kepercayaan mereka. Tapi saat itu saya tidak mengambil fot karena saya merasa bukan hal yang tepat untuk mengambil foto tempat ibadah ketika umatnya sedang beribadah. Lagipula ingatan saya akan terus mengenang peristiwa tersebut kok.
7. Serial TV Baru
Please Like Me
Bebeapa tahun terakhir saya jadi sangat jatuh cinta pada serial TV. Begitu banyak serial TV yang saya tonton dalam 4 tahun terakhir. Mulai dari The Walking Dead, American Horror Story, Girls, Homeland, Modern Family, Glee (tapi sudah lama tidak mengikuti lagi), Veep, Downton Abbey, The Killing, Game of Thrones dan sedikit Sherlock serta Breaking Bad. Nah bukan hal yang aneh apabila jumlah serial televisi yang saya tonton bertambah pada tahun lalu. Jangan lupakan bahwa banyak orang yang bilang saat ini adalah Golden Age of TV. TV di Amerika tentunya dan bukan di Indonesia (sedihnya).
Nah tercatat ada 4 serial TV baru yang saya tonton pada tahun lalu, yaitu House of Cards, Orange is the New Black, Masters of Sex dan Please Like Me. Semuanya luar biasa, terutama House of Cards dan Orange is the New Black. Tapi ketika berbicara serial TV baru mana yang saya paling suka di tahun lalu, jawabannya adalah Please Like Me.
Saya menemukan iklan serial TV ini ketika sedang membaca artikel di HitFix pada masa kampanye Emmy Awards tahun lalu dan iklannya menarik perhatian saya. Lalu yang selanjutnya saya lakukan adalah hal lumrah, yaitu googling. Mencari tau tentang serial tersebut. Ternyata tidak terlalu banyak yang saya temukan kecuali serial tersebut berasal dari Australia. Penciptanya adalah Josh Thomas yang kalo kata temen saya merupakan stand up comedian yang katanya lagi merupakan komedian yang sama sekali tidak menarik di Australia sana.
Tapi akhirnya saya mencoba menontonnya (Anda tidak perlu tau dari mana saya menonton serial ini). Hanya ada 6 episode dalam satu musim dan berdurasi masing-masing 30 menit. Dan saya semua episodenya. "Quirky", lucu, jujur, hangat, "toughtful" dan menghibur. Mulai adegan ketika Josh dan pacarnya, Geoffrey (yap, he's a gay) akan melakukan hubungan seksual ("I don't wanna put something in my bum") sampai adegan ketika mereka bersama Aunty Peg menyanyikan lagu '5,6,7,8' milik Steps membuat saya ngakak setengah mati. CHARMING. Bahkan kedua teman saya yang saya rekomendasikan serial ini bilang mereka suka banget. Salah satu teman saya bilang "biarpun karakternya gay, gue sama sekali ga risih nontonnya karena lucu dan jujur". Jadi kalo Anda ingin menonton serial yang ringan, bermakna dan tidak terlalu menyita waktu (karena 24 episode dalam satu musim adalah melelahkan bagi saya) maka Please Like Me sangat saya sarankan. Plus, ini non-Amerika jadi kita bisa tahu ada juga serial bagus selain dari As dan Inggris. Gaya tutur yang berbeda dan persepketif yang baru.
8. Lagu
"Young and Beatiful" oleh Lana del Rey
Saya membaca novelnya dan menonton filmnya. Saya menyukai novelnya dan saya tidak begitu menyukai filmnya (kecuali untuk akting DiCaprio, tata kostum dan tata artistiknya yang enak diliat). Iya ini tentang The Great Gatsby. Literatur terkenal karangan F. Scott Fitzgerald yang disebut-sebut sebagai salah satu literatur terbaik yang pernah datang dari AS. Meskipun versi filmnya hambar dan mengecewakan tapi harus saya akui scoring dan soundtrack yang menghiasi filmnya enak untuk didengar terlepas ketidaksukaan saya terhadap "Back to Black" versi Beyonce (saya fans versi aslinya oleh Amy Winehouse gitu) atau "Crazy in Love" versi Emeli Sande. Tetapi kalo ada lagu yang benar-benar saya sukai dari kumpulan soundtrack-nya adalah lagu dari del Rey ini.
Lagunya membius, syahdu dan indah. Liriknya pun sangat pas dengan kisah hidup Jay Gatsby yang begitu cinta pada Daisy Buchannan yang berakhir tragis.
"Will you still love me when I'm no longer young and beautiful? Will you still love me when I got nothing but my aching soul? I know you will, I know you will"
Cukup dengan lirik itu berhasil membuat saya jongkok di pojokan sambil ngorek-ngorek tanah. Sayangnya lagu tersebut kalah dari "Skyfall" milik Adele di Grammy tahun ini untuk kategori Best Song Written for Visual Media dan bahkan tidak dinominasikan untuk Best Original Song di Golden Globe dan Oscar tahun. Tapi peduli amat. Saya begitu menyukai lagu tersebut dan terus mendengarnya sepanjang tahun lalu.
Nah tercatat ada 4 serial TV baru yang saya tonton pada tahun lalu, yaitu House of Cards, Orange is the New Black, Masters of Sex dan Please Like Me. Semuanya luar biasa, terutama House of Cards dan Orange is the New Black. Tapi ketika berbicara serial TV baru mana yang saya paling suka di tahun lalu, jawabannya adalah Please Like Me.
Saya menemukan iklan serial TV ini ketika sedang membaca artikel di HitFix pada masa kampanye Emmy Awards tahun lalu dan iklannya menarik perhatian saya. Lalu yang selanjutnya saya lakukan adalah hal lumrah, yaitu googling. Mencari tau tentang serial tersebut. Ternyata tidak terlalu banyak yang saya temukan kecuali serial tersebut berasal dari Australia. Penciptanya adalah Josh Thomas yang kalo kata temen saya merupakan stand up comedian yang katanya lagi merupakan komedian yang sama sekali tidak menarik di Australia sana.
Tapi akhirnya saya mencoba menontonnya (Anda tidak perlu tau dari mana saya menonton serial ini). Hanya ada 6 episode dalam satu musim dan berdurasi masing-masing 30 menit. Dan saya semua episodenya. "Quirky", lucu, jujur, hangat, "toughtful" dan menghibur. Mulai adegan ketika Josh dan pacarnya, Geoffrey (yap, he's a gay) akan melakukan hubungan seksual ("I don't wanna put something in my bum") sampai adegan ketika mereka bersama Aunty Peg menyanyikan lagu '5,6,7,8' milik Steps membuat saya ngakak setengah mati. CHARMING. Bahkan kedua teman saya yang saya rekomendasikan serial ini bilang mereka suka banget. Salah satu teman saya bilang "biarpun karakternya gay, gue sama sekali ga risih nontonnya karena lucu dan jujur". Jadi kalo Anda ingin menonton serial yang ringan, bermakna dan tidak terlalu menyita waktu (karena 24 episode dalam satu musim adalah melelahkan bagi saya) maka Please Like Me sangat saya sarankan. Plus, ini non-Amerika jadi kita bisa tahu ada juga serial bagus selain dari As dan Inggris. Gaya tutur yang berbeda dan persepketif yang baru.
8. Lagu
"Young and Beatiful" oleh Lana del Rey
Saya membaca novelnya dan menonton filmnya. Saya menyukai novelnya dan saya tidak begitu menyukai filmnya (kecuali untuk akting DiCaprio, tata kostum dan tata artistiknya yang enak diliat). Iya ini tentang The Great Gatsby. Literatur terkenal karangan F. Scott Fitzgerald yang disebut-sebut sebagai salah satu literatur terbaik yang pernah datang dari AS. Meskipun versi filmnya hambar dan mengecewakan tapi harus saya akui scoring dan soundtrack yang menghiasi filmnya enak untuk didengar terlepas ketidaksukaan saya terhadap "Back to Black" versi Beyonce (saya fans versi aslinya oleh Amy Winehouse gitu) atau "Crazy in Love" versi Emeli Sande. Tetapi kalo ada lagu yang benar-benar saya sukai dari kumpulan soundtrack-nya adalah lagu dari del Rey ini.
Lagunya membius, syahdu dan indah. Liriknya pun sangat pas dengan kisah hidup Jay Gatsby yang begitu cinta pada Daisy Buchannan yang berakhir tragis.
"Will you still love me when I'm no longer young and beautiful? Will you still love me when I got nothing but my aching soul? I know you will, I know you will"
Cukup dengan lirik itu berhasil membuat saya jongkok di pojokan sambil ngorek-ngorek tanah. Sayangnya lagu tersebut kalah dari "Skyfall" milik Adele di Grammy tahun ini untuk kategori Best Song Written for Visual Media dan bahkan tidak dinominasikan untuk Best Original Song di Golden Globe dan Oscar tahun. Tapi peduli amat. Saya begitu menyukai lagu tersebut dan terus mendengarnya sepanjang tahun lalu.
9. Film
Gravity
Saya akui, hingga bulan Oktober tahun lalu saya beranggapan bahwa 2013 adalah tahun yang dipenuhi oleh film-film hambar dan semua itu berubah ketika menit pertama saya menonton Gravity karya Alfonso Cuaron ini. WOW. Film yang tidak hanya luar biasa secara teknis (efek visual, scoring, sinematografi, editing) tetapi juga luar biasa di penyutradaraan, cerita dan akting. Atau mudahnya secara keseluruhan. Dari menit pertama hingga Sandra Bullock menjejakkan kakinya di bumi, film ini memompa emosi, energi, air mata, detak jantung, napas hingga lutut saya. Hingga saat ini saya masih ingat betapa saya masih kehabisan napas selama 15 menit setelah saya keluar dari studio waktu itu. Betapa saya benar-benar terpukau dan memikirkan metafora yang ada di dalamnya.
Ide yang dihadirkan oleh Cuaron sangatlah "groundbreaking" bahkan menurut saya lebih luar biasa apa yang dilakukan oleh Cuaron daripada apa yang dilakukan oleh James Cameron pada Avatar. (bahkan Cameron memuji mati-matian Gravity). Bukan hanya teknik yang ia lakukan tetapi betapa membuminya sebenarnya cerita Gravity. Belakangan saya mengetahui dari majalah Total Film Indonesia bahwa Cuaron mengibaratkan pecahan satelit yang dihadapi oleh Bullock di Gravity adalah metafora dari permasalahn hidup kita sehari-hari. Ingat kan kalo pecahan satelitnya datang dalam beberapa waktu sekali? Itu seperti persoalan yang kita hadapi di dunia nyata. Buat saya indah banget. Belum lagi adegan ketika Bullock dalam posisi janin. Begitu indah. Adegan yang mengibaratkan titik balik karakter Bullock dalam upayanya kembali ke Bumi dengan selamat. Bahwa pada satu titik, ia sudah ingin menyerah dan menerima kematian tapi pada satu titik ia berupaya sekuat tenaga bahwa ia masih ingin hidup dan akhir berusaha sekuat tenaga.
Saya menangis ketika menonton film ini, terutama karena faktor akting Sandra Bullock yang luar biasa. Sangat luar biasa. Dengan mudah saya katakan bahwa ini merupakan akting terbaik dari Bullock yang pernah saya lihat. Adegan ketika ia mencoba berkomunikasi dengan manusia di bumi. Ingat adegan ketika ia berbicara dengan warga Cina? Itu membuat saya menangis.
Pada akhir film saya reflek bertepuk tangan keras bersama beberapa penonton sebagai tanda bahwa kerja keras Cuaron dan tim selama 5 tahun untuk membuat Gravity sama sekali tidak sia-sia. Gravity telah menjadi salah satu film paling penting yang pernah dibuat dalam sejarah. Film yang hingga kini masih membuat saya bertanya-tanya, bagaiaman cara mereka membuatnya?
10. Kehidupan Pribadi
Mencoba Seleksi Penerimaan Pegawai Bank Indonesia
Saat ini, saya sudah memiliki pekerjaan yang tetap dan yah kalo orang bilang termasuk bonafid karena saya bekerja di salah satu kementerian yang kata orang banyak sebagai kementerian paling bonafid di negeri ini. Kata orang loh ya bukan kata saya. Tapi sebagai manusia, pekerjaan saya ini belum cukup. Bukan belum cukup penghasilannya tetapi belum cukup memenuhi keinginan saya yang ingin lebih tertantang. Saya masih muda dan saya tahu saya memiliki kemampuan yang tidak ecek-ecek.
Nah pada suatu hari saya diberitahu oleh salah seorang teman kalo Bank Indonesia sedang membuka lowongan untuk pegawai baru. Tanpa pikir dua kali saya cek situsnya dan langsung memasukkan lamaran saya bahkan saya tidak peduli ketika mengetahui bahwa kota-kota lokasi seleksi tidak ada yang berada di kota tempat saya bekerja, meskipun kota tempat saya bekerja adalah ibukota propinsi. Akhirnya saya pilih Jakarta dengan alasan biaya perjalan yang dikeluarkan tidak akan jauh beda dengan misalkan saya mengambil lokasi seleksi di dua kota yang dekat dengan tempat saya bekerja. Belum lagi sisi baiknya adalah saya bisa bertemu dengan orang tua saya (kucing saya) kalo saya ujian.
Nah bla bla bla sampailah saya di seleksi tahap 4 dari 5 tahap yang BI lakukan. Sampai saat ini kadang saya masih ga percaya loh saya bisa lolos sampai tahap 4. Tahap 4 ini adalah tes psikiatri dan tes kesahtan. Setelah saya selesai melaksanakan kedua tes tersebut yang dilakukan dalam waktu dua hari, saya pun kembali ke kota tempat saya bekerja. Hingga sebulan lamanya saya tidak mendengar kabar tentang hasil tesnya. Akhirnya saya iseng membuka situs BI dan ternyata sudah dilakukan pengumuman hasilnya dan itu terjadi 3 hari sebelum saya membuka situsnya. Pada saat itu juga saya tau saya tidak lolos karena apabila lolos ke tahap 5 pasti saya mendapatkan informasi melalui email dan sms. Kecewa? Sudah pasti bahkan sampai sekarang pun saya masih belum benar-benar bisa menerima. Bagaimana bisa menerima ketika saya sudah tinggal satu langkah lagi yang ibaratnya pintu BI sudah dibuka di depan mata saya dan tiba-tiba ditutup. Tapi kehidupan harus berlanjut bukan? Dan meraung-raung meratapi hasil tidak akan mengubah hasil tersebut. Tapi anehnya ada juga loh beberapa orang yang saya kenal malah menanyakan sudah habis berapa juta uang saya keluarkan untuk membeli tiket PP dari kota saya bekerja ke Jakarta. Jujur buat saya itu sangat aneh, kok menanyakan jumlah uang yang saya sendiri pun tidak peduli jumlahnya sama sekali meskipun jumlah yang saya keluarkan memang tidak sedikit. Apalagi ada yang sampai mengatakan "wah aneh banget, pasti ada orang-orang yang nyogok atau lewat belakang". Bukannya saya naif, tapi saya sendiri yang ikut tes ga pernah mikir ke sana. Jadi buat saya, aneh aja ada orang-orang yang bisa melontarkan kata-kata seperti itu padahal berpartisipasi dalam keikutsertaan saya di seleksi BI sedikit pun saja tidak.
Tapi hingga saat ini saya bersyukur, saya telah mencoba seleksi BI. Saya adalah tipikal orang yang tidak mau melihat ke belakang, menyesal dan mengatakan ke diri sendiri "andaikan dulu gue ngelakuin itu". Jadi suatu hari nanti tidak akan ada penyesalan yang muncul kenapa saya tidak pernah mencoba seleksi BI ketika saya muda. Belum lagi mengikuti seleksi tersebut benar-benar membuka mata saya tentang penyaringan untuk pegawai BI seketat (dan segila) apa. Tahap 1, saya ingat saya sampai gemeteran memegang pensil 2B milik saya karena saking gugupnya. Tahap 2 yang membuat kepala saya serasa diperas dan mau muntah setelah tiga jam mengerjakan soal TOEFL dan pengetahuan umum. Tahap 3 yang membuat fisik saya cukup kelelahan dengan proses seleksi yang begitu panjang yang dimulai sebelum adzan zuhur hingga azan maghrib, jadi sekitar 6 jam lebih. Atau Tahap 4 yang membuat saya pertama kalinya ditusbol oleh orang asing (*sigh*) untuk memeriksa apakah saya meiliki wasir. Karena maklum saya bekerja di tempat sekarang tanpa melewati proses yang rumit. Belum lagi saingan saya banyak yang berasal dari UI, ITB, Untar, Atma Jaya, Unpad dkk sedangkan saya berasal dari UIN Syarif Hidayatulloh jadi sempat membuat saya ga pede.
Tapi sekali saya bangga telah mencobanya dan dapat lolos hingga Tahap 4 dari 5 tahap yang ada mengingat saya tidak pernah melamar pekerjaa sebelumnya, kecuali Anda mengganggap melamar pekerjaan sebagai pencuci piring di Hokben atau wartawan di sebuah majalah ketika kuliah dapat Anda anggap sebagi mencari pekerjaan yang nyata.
Intinya jangan pernah takut untuk mencoba sebesar apapun pengorbanan yang akan Anda lakukan selama hal tersebut halal, positif dan bermanfaat.
Mencoba Seleksi Penerimaan Pegawai Bank Indonesia
Saat ini, saya sudah memiliki pekerjaan yang tetap dan yah kalo orang bilang termasuk bonafid karena saya bekerja di salah satu kementerian yang kata orang banyak sebagai kementerian paling bonafid di negeri ini. Kata orang loh ya bukan kata saya. Tapi sebagai manusia, pekerjaan saya ini belum cukup. Bukan belum cukup penghasilannya tetapi belum cukup memenuhi keinginan saya yang ingin lebih tertantang. Saya masih muda dan saya tahu saya memiliki kemampuan yang tidak ecek-ecek.
Nah pada suatu hari saya diberitahu oleh salah seorang teman kalo Bank Indonesia sedang membuka lowongan untuk pegawai baru. Tanpa pikir dua kali saya cek situsnya dan langsung memasukkan lamaran saya bahkan saya tidak peduli ketika mengetahui bahwa kota-kota lokasi seleksi tidak ada yang berada di kota tempat saya bekerja, meskipun kota tempat saya bekerja adalah ibukota propinsi. Akhirnya saya pilih Jakarta dengan alasan biaya perjalan yang dikeluarkan tidak akan jauh beda dengan misalkan saya mengambil lokasi seleksi di dua kota yang dekat dengan tempat saya bekerja. Belum lagi sisi baiknya adalah saya bisa bertemu dengan orang tua saya (kucing saya) kalo saya ujian.
Nah bla bla bla sampailah saya di seleksi tahap 4 dari 5 tahap yang BI lakukan. Sampai saat ini kadang saya masih ga percaya loh saya bisa lolos sampai tahap 4. Tahap 4 ini adalah tes psikiatri dan tes kesahtan. Setelah saya selesai melaksanakan kedua tes tersebut yang dilakukan dalam waktu dua hari, saya pun kembali ke kota tempat saya bekerja. Hingga sebulan lamanya saya tidak mendengar kabar tentang hasil tesnya. Akhirnya saya iseng membuka situs BI dan ternyata sudah dilakukan pengumuman hasilnya dan itu terjadi 3 hari sebelum saya membuka situsnya. Pada saat itu juga saya tau saya tidak lolos karena apabila lolos ke tahap 5 pasti saya mendapatkan informasi melalui email dan sms. Kecewa? Sudah pasti bahkan sampai sekarang pun saya masih belum benar-benar bisa menerima. Bagaimana bisa menerima ketika saya sudah tinggal satu langkah lagi yang ibaratnya pintu BI sudah dibuka di depan mata saya dan tiba-tiba ditutup. Tapi kehidupan harus berlanjut bukan? Dan meraung-raung meratapi hasil tidak akan mengubah hasil tersebut. Tapi anehnya ada juga loh beberapa orang yang saya kenal malah menanyakan sudah habis berapa juta uang saya keluarkan untuk membeli tiket PP dari kota saya bekerja ke Jakarta. Jujur buat saya itu sangat aneh, kok menanyakan jumlah uang yang saya sendiri pun tidak peduli jumlahnya sama sekali meskipun jumlah yang saya keluarkan memang tidak sedikit. Apalagi ada yang sampai mengatakan "wah aneh banget, pasti ada orang-orang yang nyogok atau lewat belakang". Bukannya saya naif, tapi saya sendiri yang ikut tes ga pernah mikir ke sana. Jadi buat saya, aneh aja ada orang-orang yang bisa melontarkan kata-kata seperti itu padahal berpartisipasi dalam keikutsertaan saya di seleksi BI sedikit pun saja tidak.
Tapi hingga saat ini saya bersyukur, saya telah mencoba seleksi BI. Saya adalah tipikal orang yang tidak mau melihat ke belakang, menyesal dan mengatakan ke diri sendiri "andaikan dulu gue ngelakuin itu". Jadi suatu hari nanti tidak akan ada penyesalan yang muncul kenapa saya tidak pernah mencoba seleksi BI ketika saya muda. Belum lagi mengikuti seleksi tersebut benar-benar membuka mata saya tentang penyaringan untuk pegawai BI seketat (dan segila) apa. Tahap 1, saya ingat saya sampai gemeteran memegang pensil 2B milik saya karena saking gugupnya. Tahap 2 yang membuat kepala saya serasa diperas dan mau muntah setelah tiga jam mengerjakan soal TOEFL dan pengetahuan umum. Tahap 3 yang membuat fisik saya cukup kelelahan dengan proses seleksi yang begitu panjang yang dimulai sebelum adzan zuhur hingga azan maghrib, jadi sekitar 6 jam lebih. Atau Tahap 4 yang membuat saya pertama kalinya ditusbol oleh orang asing (*sigh*) untuk memeriksa apakah saya meiliki wasir. Karena maklum saya bekerja di tempat sekarang tanpa melewati proses yang rumit. Belum lagi saingan saya banyak yang berasal dari UI, ITB, Untar, Atma Jaya, Unpad dkk sedangkan saya berasal dari UIN Syarif Hidayatulloh jadi sempat membuat saya ga pede.
Tapi sekali saya bangga telah mencobanya dan dapat lolos hingga Tahap 4 dari 5 tahap yang ada mengingat saya tidak pernah melamar pekerjaa sebelumnya, kecuali Anda mengganggap melamar pekerjaan sebagai pencuci piring di Hokben atau wartawan di sebuah majalah ketika kuliah dapat Anda anggap sebagi mencari pekerjaan yang nyata.
Intinya jangan pernah takut untuk mencoba sebesar apapun pengorbanan yang akan Anda lakukan selama hal tersebut halal, positif dan bermanfaat.
You're a really good writer and a real quick reviewer. For the last past hours, I've been reading your two or more posts, actually I got here because you're talking about Kennedy's clan and I'm a big big big fan of them.
ReplyDeleteI know its late because -this was last year post- hahaha.
Its so nice that you could write the topic about what books or which one I should buy or choose (about Kennedy of course, and you helped me a lot to cope out from kindle books!^^)
Anyway, I'm looking foward for your next post about The Kennedy's.
P.S: Have you tried reading "hese Few Precious Days: The Final Year of Jack with Jackie" ? tough, there is nothing new in the book and hell contains lot of gossips about JFK & Jackie's personal life, but its really a good pick if we just want to read ahead about Jack and Jackie's final days.
p.s: sorry for sksd a lot with you xxxxx
Wow. I'm sorry as well!! I just read your comment more than 1.5 years after you wrote yours. I don't think I'm gonna read something gossipy about people I love but perhaps one day your reference could be good for me.
ReplyDeleteThanks for your input
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete