Friday, February 28, 2014

Who Would, Should and Could Win This Year's Oscars?

       Oke, Oscar tahun ini akan diselenggarakan pada Senin pagi (3 Maret) waktu Indonesia bagian barat yang berarti dalam waktu 5 hari kita akan tau siapa yang akan membawa pulang penghargaan tertinggi bagi insan perfilman dunia, khususnya Hollywood. Setiap tahunnya, bagi saya Oscar selalu menarik untuk ditunggu karena saya ingin tau siapa yang terbaik di tiap kategori menurut "Oscar voter". Biasanya, pemenang Oscar sudah dapat diprediksi dengan mudah karena sebelum Oscar digelar telah banyak ajang penghargaan yang digelar, misalnya Golden Globe, BAFTA atau Screen Actor Guild Awards. Sering kali, pemenang Oscar memang layak untuk mendapatkan pialanya, seperti pemenang Oscar tahun lalu Daniel Day-Lewis dan Jennifer Lawrence tetapi tidak jarang juga (bahkan cukup sering) pemenang Oscar di masa lampau adalah orang-orang yang belum berhak untuk mendapatkannya (hello Halle Berry dan Reese Witherspoon). Itu pendapat saya loh ya. Karena pada dasarnya Oscar bukan tentang objektivitas siapa yang terbaik karena di dalamnya melibatkan kampanye pemenangan yang intens dan seringkali tentang "this the right moment for him/her". Khusus untuk tahun ini, saya bersyukur telah menonton seluruh film yang dinominasikan di beberapa kategori utama di ajang Oscar tahun ini (jangan tanya gimana caranya saya bisa nonton itu semua). Jadi postingan blog terbaru saya ini lebih ingin mendasarkan pada siapa yang akan, seharusnya dan mungkin bisa saja mendapatkan Oscar tahun ini di kategori-kategori utama.  

1. Best Supporting Actor
    Nominasi:
    - Barkhad Abdi "Captain Phillips"
    - Bradley Cooper "American Hustle"
    - Michael Fassbender "12 Years a Slave"
    - Jonah Hill "The Wolf of Wall Street"
    - Jared Leto "Dallas Buyers Club"

    Would Win: Jared Leto for "Dallas Buyers Club"
         Jujur, saya rasanya jarang sekali melihat frontman 30 Seconds to Mars ini berakting di film. Yang         paling saya ingat mungkin Panic Room karya David Fincher. Tetapi hal tersebut bukan masalah karena penampilan Leto di 'Dallas Buyers Club' adalah penampilang yang cukup luar biasa, sebuah peran transgender yang tidak tipikal dan memiliki hati sebesar alam semesta. Toh, Oscar memang cinta dengan peran-peran transgender atau terkait dengan isu AIDS dan LGBT. Hillary Swank di Boys Don't Cry dan Tom Hanks di Philadelphia adalah contohnya. Belum lagi, ia telah memenangkan hampir semua penghargaan utama di kategori ini, seperti Golden Globe, SAG dan Critics' Choice Awards.
    Should Win: Jared Leto for "Dallas Buyers Club"
         Tidak perlu dijelaskan lagi. :)
    Could Win: Barkhad Abdi for "Captain Phillips"
         Mantan supir limosin yang berakting di sebuah film untuk pertama kalinya dan langsung mendapatkan nominasi Oscar. Everybody loves that kind of story, including Academy. Plus, dia juga telah memenangkan BAFTA untuk kategori ini (walaupun dalam kondisi Leto tidak dinominasikan). 
    Pleasant Upset: Michael Fassbender for "12 Years a Slave"
      Tahun ini bukan tahun Fassbender tetapi kalopun ia menang, saya rasa tidak satu orang pun yang kecewa (yah kecuali Leto). He's one of the greatest actors of our generation. Prometheus dan Jane Eyre adalah contohnya. Lagipula Oscar pernah melupakan dia untuk penampilannya di Shame. Balas budi bukan hal yang buruk.
    It's a Joke: Jonah Hill for "The Wolf of Wall Street"
        Joseph Gordon-Levitt, Ben Foster, Ewan McGregor, Kevin Bacon dan Sam Rockwell adalah aktor-aktor yang mumpuni yang tidak pernah dinominasikan untuk Oscar, tidak untuk sekalipun. Jangan lupakan pula Gary Oldman yang hanya memiliki 1 nominasi Oscar. Jonah Hill, 30 tahun, 2 nominasi Oscar. JOKE. 
    Should be Nominated: James Gandolfini for "Enough Said" and Daniel Bruhl for "Rush"
         Jonah Hill harusnya malu krena penampilan Gandolfini di Enough Said adalah penampilan yang dalam dan hangat yang rasanya akan membuat Anda ingin mengenal dia. Sedangkan, penampilan Bruhl juga cukup luar biasa sebagai Nikki Lauda. Penampilan yang mungkin akan membuat Anda sedikit sebal tetapi akan paham mengapa ia begitu. 


2. Best Supporting Actress
    Nominasi:
    - Sally Hawkins "Blue Jasmine"
    - Jennifer Lawrence "American Hustle"
    - Lupita Nyong'o "12 Yeras a Slave"
    - Julia Roberts "August: Osage County"
    - June Squibb "Nebraska"

    Would Win: Lupita Nyong'o for "12 Years a Slave"
        Nyong'o memliki "kasus" yang mirip dengan Barkhad Abdi. Pertama kali berakting di film dan langsung mendapatkan nominasi Oscar. Oscar suka dengan cerita seperti ini, lihat saja Jennifer Hudson yang meraih Oscar lewat peran pertamanya di Dreamgirls. Nyong'o juga sudah memenangkan kategori yang sama di SAG Awards dan Critics' Choice Awards.
    Should Win: Lupita Nyong'o for "12 Years a Slave" 
         Sebenarnya seluruh aktris yang dinominasikan di kategori ini sangat layak untuk meraih Oscar karena masing-masing penampilan mereka memang benar-benar bagus tetapi Nyong'o bagi saya berada di puncak rantai nominasi ini karena sederhana saja, karena bagi saya ia adalah inti dan nyawa dari film 12 Years a Slave. Pertama kali ia muncul di 12 Years a Slave, mata saya langsung tertuju padanya, ia tidak mengucapkan satu patah kata pun tetapi raut wajahnya terutama matanya sudah membuat saya seakan paham apa yang telah ia lewati sebagai budak di perkebunan milik Edward Epps (Michael Fassbender). Pahit, menderita dan tersiksa. Adegan ketika ia meminta untuk dibunuh, menari atau menjelang dan ketika dicambuk adalah adegan-adegan 12 Years a Slave paling sulit untuk ditonton oleh saya karena terlalu menyakitkan.
     Could Win: Jennifer Lawrence for "American Hustle"
      Everybody loves her. Ia juga telah memnangkan ketogri yang sama tahun ini di Golden Globe dan BAFTA. Bahkan saya tidak heran apabila ia meraih Oscar keduanya tahun ini karena bagi saya ini adalah nominasi yang paling sulit utnuk diprediksi siapa yang menang.
    Pleasant Upset: Sally Hwakins for "Blue Jasmine"
         Berhasil tidak ditindas dan dicuri perhatiannya oleh Cate Blanchett the Great di Blue Jasmine dan tetap menarik perhatian adalah bukan hal yang mudah karena yah Blanchett kelewat luar biasa di Blue Jasmine. Jadi karena alasan itu saya merasa kalopun Hawkins yang menang maka bukan hal yang mengesalkan, toh selama ini Hawkins telah membuktikan ia aktris yang bagus selama ini. 
    Should be Nominated: Scarlett Johansson, both for "Her" and "Don Jon" dan Maria Bello for "Prisoners"
         Aktingnya di Don Jon adalah jiwa film tersebut, seksi, menggoda dan yah bitchy sedangkan di Her, ia membuktikan sekalipun hanya suaranya yang muncul di film ia bisa menampilkan chemistry yang luar biasa dengan Joaquin Phoenix. Sedangkan bagi saya penampilan Maria Bello di Prisoners adalah peran yang paling bisa saya pahami dan terhubung. Rasa kehilangan, amarah dan putus asanya begitu menjalar.


3. Best Actor
    Nominasi:
    - Christian Bale 'American Hustle'
    - Bruce Dern 'Nebraska'
    - Leonardo DiCaprio 'The Wolf of Wall Street'
    - Chiwetel Ejiofor '12 Years a Slave'
    - Matthew McConaughey 'Dallas Buyers Club'

    Would Win: Matthew McConaughey for "Dallas Buyers Club"
      Sudah hampir 3 tahun terakhir McCounaghey memberikan kita film-film dan juga penampilan-penampilan yang bagus. Lincoln Lawyer, Killer Joe, Mud dan mungkin Magic Mike. Tahun lalu ia benar-benar dilupakan oleh Oscar. Maka tahun ini sebenarnya adalah waktu yang tepat untuk balas budi kepada aktor yang sempat lebih dikenal karena film-film romcom picisannya (dan mungkin juga untuk tubuhnya-hey girls and gays). Selain karena 'moment'-nya memang pas tetapi jangan lupakan kalo sekali lagi Academy cinta peran yang membutuhkan transformasi fisik luar biasa. Charlize Theron, Jamie Foxx, Anne Hathaway dan Marion Cotillard adalah contohnya. Ia juga telah memangnkan Golden Globe, SAG Awards dan Critics' Choice Awards tahun ini.
     Should Win: I Don't Know AT ALL
          Tahun ini memang tahun yang luar biasa indah untuk ajang penghargaan film karena semuanya memang luar bisa bagus (kecuali kau Jonah Hill). Hal tersebut juga berlaku untuk kategori Best Actor. Semuanya kecuali Christian Bale, menurut saya layak untuk menang. Walaupun harus memilih, pilihannya mungkin akan mengerucut pada Chiwetel Ejiofor atau Leonardo DiCaprio. Ejiofor menampilakn penampilan yang memiliki lapisan yang di dalamnya terdapat kesedihan dan penderitaan yang luar biasa namun kita bisa melihat di balik wajahnya yang terlihat menderita, kita tahu ia menyimpan harapan dan keyakinan kalo suatu hari ia akan bebas. Dan itu, saya yakin luar biasa sulit. Sedangkan DiCaprio bagi saya memberikan penampilan yang sulit saya benci tetapi juga sulit saya sukai. Banyak penonton yang mungkin tertawa lepas ketika menontonnya, tetapi say tidak. Karena apa yang tampilkan sangatlah menjijikkan tetapi saya juga sulit untuk benci ia karena memang saya yakin begitu kenyataannya terkait uang dan keserakahan. Namun satu hal yang pasti, DiCaprio memberikan penampilan yang paling beda, lepas dari zona nyaman dan mudah diprediksi serta penampilan yang "over the top" yang saya tidak pernah bayangkan akan ia berikan kepada kita. Lagipula penampilan fisik McCounaghey membuat saya ketakutan karena teeeerlalu kelewat kurus sehingga membuat saya khawatir apakah yang ia lakukan sudah benar.
      Could Win: Leonardo DiCaprio for "The Wolf of Wall Street"
           Banyak yang mengklaim ia sebagai salah satu aktor terbaik saat ini. Tetapi saya sendiri tidak pernah menyukainya karena penampilannya mudah ditebak dan satu dimensi. Tetapi itu berubah sejak saya menontonnya di Django Unchained, The Great Gatsby dan Wolf of Wall Street. Ia 38 tahun dan telah menerima 4 nominasi Oscar sejauh ini. Industri film dan penonton mencintainya dan memang banyak yang berpikir sudah saatnya ia meraih Oscar (bahkan saya juga berpendapat seperti itu) dan tidak ada yang lebih baik daripada sekarang. 
      Pleasant Upset: Anyone but Christian Bale
      It's a Joke: Christian Bale for "American Hustle"
        Ini bukan berarti saya benci Bale atau penampilannya di American Hustle (hey, he's a really great actor!) tetapi kenyataan ia yang dinominasikan alih-alih Tom Hanks di Captain Phillips benar-benar membuat saya kaget karena penampilan Hanks di adegan-adegan terakhir Captain Phillips adalah bukti terbaru Tom Hanks adalah aktor yang hebat.
     Should be Nominated: Tom Hanks for "Captain Phillips"
          Cukup jelas. 


4. Best Actress
    - Amy Adams "American Hustle"
    - Cate Blanchett "Blue Jasmine"
    - Sandra Bullock "Gravity"
    - Judi Dench "Philomena"
    - Meryl Streep "August: Osage County

    Would Win: Cate Blanchett for "Blue Jasmine"
      Dari semua kategori akting, Blanchett adalah satu-satunya yang telah mendapatkan Golden Globe, BAFTA, SAG Awards dan Critics' Choice Awards tahun ini. Ia juga baru memiliki satu Oscar dan rasanya itu tidak benar dan tidak cukup untuk aktris sehebat Cate Blanchett the Great. 
    Should Win: Cate Blanchett for "Blue Jasmine"
         Semua yang dinominasikan di kategori ini memang layak berada di kategori ini terutama Bullock dan Streep tetapi rasanya Blanchett adalah pilihan terdepan. Penampilannya di Blue Jasmine membuat saya kadang tertawa ironis tapi juga ketakutan sekaligus merasa kasihan kepadanya. Wanita luar biasa kaya raya yang jatuh miskin dan mengalami gangguan jiwa adalah gambaran singkat peran yang harus ia tampilkan. Sulit bukan? Saya tidak terbayang aktris manalagi yang memiliki penampilan fisik seberkelas Blanchett sekaligus kemampuan akting sepertinya. Woody Allen telah tepat memilihnya sebagai Jasmine.
    Could Win: Amy Adams for "American Hustle"
         5 nominasi Oscar dalam 8 tahun terakhir dan belum pernah memenanginya satupun. Belum lagi akhirnya setelah 4 kali dinominasikan di kategori Best Supporting Actress, akhirnya tahun ini Adams dinominasikan di Best Actress. Apakah penantian panjang dan sesering itu bisa memudahkan ia untuk akhirnya meraih piala emasnya. Beberapa orang berpendapat ia sudah saatnya menang walaupun saya pribadi merasa penampilan Blanchett terlalu bagus untuk tipatahkan. Tapi siapa tau?
    Should be Nominated: Brie Larson for "Short Term 12"
           Karakter yang bisa dengan mudah menjadi karakter yang klise tetapi di tangan Larson karakternya menjadi karakternya yang menarik untuk ditonton dan memberikan jiwa yang kuat pada filmnya sendiri. Saya yakin jika Short Term 12 dirilis di tahun lain selain tahun lalu, Larson akan dengan mudah meraih nominasi Oscar pertamanya. Sayang tahun ini terlalu ketat kompetisinya. 


5. Best Director
    Nominasi:
    - Alfonso Cuaron "Gravity"
    - Steve McQueen "12 years a Slave"
    - Alexander Payne "Nebraska"
    - David o. Russell "American Hustle"
    - Martin Scorsese "The Wolf of Wall Street" 

    Would Win: Alfonso Cuaron for "Gravity"
          Ia telah dikenal sebagai sutradara yang memiliki kemampuan “storytelling" yang amat baik. Saya sangat suka Y tu Mama Tambien dan Children of Men walaupun kurang menyukai Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (lebih karena saya sangat mencintai bukunya) dan memang saya akhirnya lega ia dinominasikan untk kategori ini (ia telah dinominasikan sebelumnya lewat Children of Men dan Y Tu Mama Tambien tetapi untuk kategori lain). Ia juga telah meraih Golden Globe, BAFTA, Critics’ Choice Awards dan Directors Guild Awards tahun ini.
    Should Win: Alfonso Cuaron for "Gravity"
        Pada 10 menit pertama Gravity, Cuaron sudah membuat saya terpukau dan 10 menit setelah saya keluar studio setelah menonton Gravity, Cuaron masih membuat saya kehabisan napas, tangan saya bergetar dan mata saya mungkin masih sedikit basah. Apa yang ia lakukan, saya rasa membuka jalan atau menjadi inspirasi bagaimana film-film dibuat pada masa yang akan datang. Cuaron membuktikan sekali lagi apa yang telah dilakukan oleh Ridley Scott di Alien dan James Cameron di Avatar bahwa film sci-fi berbiaya tinggi bisa memberikan hiburan yang seimbang antara tensi dan cerita yang sederhana namun bermakna dalam. Teknik yang ia lakukan benar-benar luar biasa dan saya rasa tidak ada nominee yang benar-benar berada di sampingnya untuk meraih Oscar, kecuali Steve McQueen.
     Could Win: Steve McQueen for “12 Years a Slave”
        Di tangan McQueen, film tentang perbudakan menjadi sebuah tontonan yang ironi. Mengapa ironi? Karena begitu indah sinematografinya tetapi begitu pahit dan brutal ceritanya. McQueen begitu jujur memberikan kita cerita tentang perbudakan. Pemerkosaan, cambukan, pemisahan paksa ibu dan anak-anaknya dan segala macam kekerasan terburuk yang bisa kita bayangkan. Ia tanpa basa-basi menceritakan kegelapan dari perbudakan.
    Should be Nominated: Paul Greengrass for “Captain Phillips”
        Paul Greengrass membuat sebuah film pembajakan dengan ciri khasnya. Cepat dan dengan gaya “hand-held”. Tetapi selain itu juga memiliki pesan kemanusiaan yang kental di dalamnya dimana ketakutan, keputusasaan, heroisme dan kemauan bertahan hidup bercampur satu tanpa jatuh menjadi klise.


6. Best Picture
    Nominasi:
-         12 Years a Slave
-         American Hustle
-         Captain Phillips
-         Dallas Buyers Club
-         Gravity
-         Her
-         Nebraska
-         Philomena
-         The Wolf of Wall Street

    Would Win: 12 Years a Slave
          Memenangkan Golden Globe, Critics’s Choice Awards, Producers Guild Awards dan BAFTA untuk kategori ini di tahun ini sudah cukup membuktikannya.
     Should Win: 12 Years a Slave
Banyak orang berpendapat bahwa 12 Years a Slave adalah salah satu film paling penting yang pernah dibuat. Begitu penting pesan dan cerita yang ada di dalamnya. Bahkan, terlepas dari kesuraman filmnya, menurut saya 12 Years a Slave adalah sebuah film yang indah dari semua aspek. Penyutradaraan, akting, cerita, sinematografi dan lain-lain terasa sempurna.
     Could Win: Gravity
          Gravity menjadi film yang paling banyak mendapatkan nominasi tahun ini bersama dengan American Hustle, yaitu 10 nominasi. Film yang juga tak kalah pentingnya dengan 12 Years a Slave, sukses secara finansial dan memiliki cerita yang sebenarnya terhubung dengan semua umat manusia.



Itulah tulisan dan pendapat saya. Kita tunggu aja hasilnya pada Senin pagi tanggal 3 Maret 2014. Saya sendiri tidak sabar menantinya karena ingin melihat seberapa kerennya ellen DeGeneres sebagai host untuk kedua kalinya. 


    
          

Thursday, February 6, 2014

My Favorite Things of 2013

       Sampai jumpa 2013, selamat datang 2014. Tahun 2013 yang lalu bisa dibilang salah satu tahun paling berkesan buat saya. Pekerjaan pertama, pertama kalinya tinggal jauh dari orang tua, bekerja di kota yang budayanya berbeda sama sekali dengan kota asal saya dan akan menjadi panjang daftarnya jika saya teruskan. Tapi saya rasa, saya tidak mau berbicara banyak tentang hal-hal pribadi saya tersebut. Saya lebih ingin membahas tentang hal-hal yang paling berkesan dari segi 'pop culture' karena pada dasarnya ya ini blog saya bukan? Saya adalah pop culture. Saya akan membahas hal-hal, mulai dari film hingga buku yang paling berkesan yang saya nikmati sepanjang 2013 yang lalu. Oke, selamat menikmati.

1. Buku
      'Mrs. Kennedy and Me: An Intimate Memoir' oleh Clint Hill (dan Lisa McCubbin)
Mrs. Kennedy and Me: An Intimate Memoir      Saya rasa, saya tidak pernah membaca buku sebanyak di tahun  2013 yang lalu. Beberapa faktor penyebabnya adalah karena pertama kalinya megang uang sendiri rasanya pengen foya-foya trus bukan? Nah dari jaman SMA, biasanya saya hanya membeli buku beberapa bulan hanya 2 sampai 3 buku. Selain itu, siapa yang ga mu liat lemaribukunya penuh dengan buku-buku bermutu?  
       Nah, dari sekian puluh buku yang saya baca sepanjang 2013, yang paling berkesan adalah buku berjudul Mrs. Kennedy and Me ini. Pada dasarnya saya terobsesi dengan klan terkenal seperti Romanov dan keluarga Kerajaan Inggris. Tapi klan Kennedy ada di posisi teratas dan Jackie Kennedy Onassis adalah anggota keluarga yang paling memikat saya. Awalnya saya ragu ingin membaca apalagi membelinya (terutama harganya yang sama sekali tidak murah) dan dimana saya khawatir bukunya akan menjadi buku yang penuh gosip skandal tentang Kennedy. Maka sebelum saya membelinya, saya memutuskan untuk mengecek ulasannya di Goodreads (seperti yang biasa saya lakukan). Ulasan yang ada di Goodreads terbilang bagus, jadilah saya memesannya di Periplus. Voila! Sejak halaman pertama, buku ini membius saya. Bagaimana Clint Hill menceritakan kisahnya selama menjadi pengawal pribadi Jackie Kennedy selama ia menjadi Ibu Negara sangatlah menarik. 
       Kisah-kisah yang diungkapkan di dalam buku ini sangat menghormati seorang Jackie Kennedy. Tidak pernah sehuruf pun di buku ini yang membuat asumsi tidak-tidak tentang Jackie dan keluarga Kennedy lainnya, terutama JFK. Bahkan semua kisah diceritakan layaknya surat cinta yang terpendam sekian lama yang baru terbuka puluhan tahun kemudian. Terlihat jelas bagaimana Hill mengagumi Jackie. Sebuah buku tentang Kennedy yang layak dibaca. Sebuah buku yang memperlakukan seorang Jackie Kennedy sebagaimana mestinya, penuh rasa hormat, sayang dan cinta. 

Honorable Mentions: Dark Places dan Gone Girl oleh Gillian Flynn, The Cather in the Rye oleh JD Salinger, The Fault in Our Stars oleh John Green, Di Bawah Lindungan Ka'bah oleh Hamka dan Bukan Pasarmalam oleh Pramoedya Ananta Toer. 

Lupakan: Fifty Shades of Grey oleh EL James, Nayla oleh Djenar Maesa Ayu dan Divergent oleh Veronica Roth


2. CD
    '+' oleh Ed Sheeran
File:Ed Sheeran + cover.png    Di tahun 2013 yang lalu, saya sepertinya tidak banyak membeli CD. Selain '+' oleh Ed Sheeran ini, saya hanya membeli album debutnya Raisa, 'The 20/20 Experience' oleh Mas JT, '1st' oleh Maliq&D'Essentials (terpaksa beli lagi karena saya punyanya kaset) dan 'Babel' oleh Mas-mas Mumford and Sons. Semuanya bagus. Semuanya berkesan tapi yang paling berkesan adalah album debut milik Sheeran ini. Awalnya saya hanya tahu lagunya yang berjudul 'Lego House'. Itupun karena Rupert Grint adalah bintang video klipnya (yap, saya cinta Harry Potter, baik film maupun bukunya). Tapi penampilan Sheeran bersama Elton John di Grammy Awards tahun lalu benar-benar mencuri perhatian saya. Mulai dari situ saya menonton beberapa lagunya di Youtube sampai akhirnya memutuskan membeli CD-nya. 
     Semua lagunya enak didengar. Liriknya sangat intim dan riil dan seingat saya, ia menulis semua liriknya (maaf kalo salah). Mau cari lagu ballad? Ada pastinya. Yang upbeat? Ada. Bahkan dia melakukan rap di albumnya!!!! Sebenarnya agak sulit untuk memilih mana lagu favorit saya karena saya menyukai selurhnya bukan 'hampir semuanya' tapi mungkin The A-Team, Lego House dan Drunk adalah yang benar saya sukai.


3. Aktris
      Julianne Moore
    Oke, Jennifer Lawrence adalah aktris yang paling dicintai dan dibicarakan di tahun 2013 yang lau. Meraih Aktris Terbaik di penghargaan Oscar tahun lalu, Catching Fire sukses luar biasa, calon nominee Oscar tahun ini lewat American Hustle dan kepribadiannya yang seakan-akan ingin kita jadikan sahabat kita semua. Tapi apabila ingin membicarakan aktris mana yang paling saya sukai seluruh penampilannya di tahun 2013 lalu, saya akan menjawab Julianne Moore. Kariernya terbentang lebih dari 20 tahun dan tidak ada yang bisa menandinginya sebagai "Queen of Indie" dan ia juga adalah salah satu aktris favorit saya. Saya memilih dia bukan karena faktor ia salah satu aktris favorit saya. Tapi karena penampilannya di seluruh film yang ia bintangi di tahun 2013 yang lalu benar-benar menjadi titik balik karirnya atau perkembangannya paling tidak di mata saya.
    Ada 4 film yang ia bintangi di tahun 2013 lalu. Dimulai dengan 'What Maisie Knew' sebagai rocker yang bercerai dan memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil. Di film ini, penampilannya benar-benar cemerlang hingga saya rasanya ingin menonjok dan meludahi dia. Ia begitu abai terhadap anaknya, egois, gila dan tidah sadar diri dan sebenarnya ia sangat layak untuk mondar-mandir di musim penghargaan tahun ini berkat penampilannya. Selanjutnya ia menjadi bintang utama 'The English Teacher', sebuah komedi yang mudah dilupakan tetapi sisi positifnya adalah sebuah hal yang menarik untuk melihat Moore berperan di sebuah film komedi meskipun filmnya agak buruk. Di bulan Oktober ia membintangi remake 'Carrie' sebagai ibunda Carrie yang sakit jiwa dan terobsesi dengan Injil. Walaupun filmnya sama sekali tidak mampu menyaingi film aslinya tetapi penampilan Moore memberikan nafas baru terhadap karakter yang ia perankan dan sejenak dapat membuat kita melupakan penampilan Amy Irving di Carrie yang asli. Moore benar-benar terlihat sakit jiwa!. Selanjutnya ia berperan di film 'directorial debut' dari Joseph Gordon-Levitt, Don Jon. Penampilan ia disini juga menarik sebagai wanita paro baya yang tiba-tiba terlibat hubungan dengan karakter yang diperankan oleh JGL.
    Peran-peran Moore di tahun 2013 yang lalu telah lepas dari stereotype perannya sebelumnya dimana ia lebih sering memerankan seorang wanita putus asa dan sendu. Tapi di 2013 yang lalu seluruh perannya berani dan ia telah berkembang jauh. Sayangnya, langkah yang Moore ambil seakan luput dari perhatian. She's the most underrated actress of 2013. 

                                       
                                   


4. Musisi
     Miguel


    Miguel merilis album debutnya pada tahun 2010 tetapi baru pada album keduanya, Kaleidoscope Dream, ia menuai sukses dan saya baru benar-benar tahu dia ketika ia tampil singkat di Grammy Awards tahun lalu ketika ia menyanyikan lagunya, 'Adorn', bersama Wiz Khalifa. Harus kalian akui penampilannya tersebut adalah salah satu penampilan paling luar biasa bahkan paling seksi pada malam itu (tanyakan kepada Kelly Clarkson). Yang saya sukai darinya adalah Miguel membawa kembali musik seksi yang sebenarnya (dan bahkan Justin Timberlake, just because his song called "SexyBack" doesnt mean his music truly sexy). Tentu saja 'Adorn' adalah lagu yang saya gilai dan jangan lupakan 'Kaleidoscope Dream' dan kolaborasinya bersama Alicia Keys, 'Celebrate'. Bahkan Mariah Carey dan Janelle Monae pun mengajak ia untuk berkolaborasi di lagu mereka, '#Beautiful' dan 'PrimeTime'. Kalau Anda tanyakan, musis mana yang saya nantikan album selanjutnya, maka salah satunya adalah Miguel.


5. Acara Penghargaan
      55th Annual Grammy Awards
    Saya menonton banyak sekali acara penghargaan di tahun 2013 yang lalu, mulai dari ajang penghargaan yang sebenarnya serius tapi tidak jadi terlalu serius berkat Seth MacFarlane, yaitu Oscar sampai MTV Video Music Awards yang makin lama makin kehilangan tajinya (walaupun suka atau tidak suka, penampilan Miley membuat VMA menjadi yang seperti kita tahu, yaitu kejutan berkepanjangan). Saya tidak akan membicarakan American Music Awards karena mudah dilupakan atau Primetime Emmy Awards yang terlalu kelam.
    Tahun 2013 dibuka oleh Golden Globe Awards pada pertengahan Januari dan saya suka!!!! Semua berkat host acara tersebut yang sangat sukses membawa acara tersebut, Tina Fey dan Amy Poehler (Pohler joked, "Kathryn Bigelow's nominated tonight. I haven't really been following the controversy over Zero Dark Thirty, but when it comes to torture, I trust the lady who spent three years married to James Cameron" atau "Anne Hathaway, you gave a stunning performance in Les Miserables, I have not seen someone so totally alone and abandoned like that since you were on stage with James Franco at the Oscars" atau "You know what Taylor Swift? You stay away from Michael J. Fox‘s son"). Terlalu banyak lelucon bagus dan kocak yang dilempar oleh mereka berdua. Belum lagi pidato Jodie Foster ketika ia menerima penghargaan Cecile B. DeMille Award, yang benar-benar menyentuh saya (bahkan banyak yang menangis, seperti Kate Hudson dan Deschanel bersaudari).
     Tapi kalo mau memilih acara penghargaan favorit saya di tahun lalu, maka saya tidak akan ragu sama sekali untuk memilih Grammy Awards. Semua aspeknya di acara tersebut benar-benar bagus banget. Mulai dari co-host yang menghibur, seperti ellen DeGeneres, Beyonce dan Neil Patrick Harris atau pidato para musisi ketika menerima Grammy, seperti Kelly Clarkson yang bercanda soal bajunya tersangkut di pakaian Miranda Lambert dan betapa dia suka penampilan Miguel malam itu. Tapi bukan Grammy kalo bukan tentang penampilan musiknya. Yang paling saya sukai malam itu adalah adalah penampilan tribute kepada Levon Helm dari Elton John, Mumford and Sons, T-Bone Burnett, Zac Brown Band, Brittany Howard dan Mavin Staples. Kolaborasi yang sangat luar biasa. SANGAT. Selain itu kolaborasi dari Bruno Mars, Sting, Rihanna dan Ziggy Marley untuk tribbute kepada Bob Marley juga luar biasa. Selain itu saya juga menyukai penampilan Miguel bersama Wiz Khalifa, tribute kepada Patty Page dan Carole King oleh Kelly Clarkson, kolaborasi Rihanna dan Mikki Ekko dan kolaborasi Alicia Keys dan Maroon 5 (Keys sebenarnya yang membuat keren). Tapi lupakan saja penampilan pembuka dari Taylor Swift dan penampilan penutup dari LL Cool J. Tapi jangan lupakan kalo salah satu band favorit saya, Mumford and Sons, memenangkan penghargaan tertinggi malam itu, yaitu Album of the Year. 


6.Wisata
     Kunjungan Tidak Sengaja ke Kuil Hindu di Little India, Singapura
   Jujur, salah satu yang sesali dari 2013 adalah tidak lebih banyak mengunjungi tempat-tempat baru. Saya hanya melakukan dua perjalanan wisata pada 2013 yang lalu, Bukittinggi dan Singapura. Saya sebenarnya juga mengunjungi Pulau Bintan, Batam dan Padang tahun lalu tetapi dalam urusan kerjaan dan tidak ada yang benar-benar berkesan buat saya. Saya juga mengunjungi Duri, Riau tetapi karena alasan melayat ayah teman yang meninggal (walaupun dalam perjalanan saya melewati tugu yang menarik, yaitu "2 Milyar Barel" di Chevron Duri). Jadi ya pilihannya adalah antara Bukittinggi atau Singapura. Bukittinggi dan kota-kota sekitarnya berkesan tapi saya rasa kunjungan saya ke sebuah kuil Hindu di Little India, Singapura adalah yang paling berkesan buat saya. Kenapa berkesan? Karena ya saya tidak sengaja mengunjungi kuil tersebut.
    Jadi pada saat itu, saya sedang sendirian di hostel menunggu orang-orang kantor balik dari belanja di Mustafa Center (orang Indonesia itu pasti belanja, ngebosenin). Karena saya bosan, saya pergilah menelusuri Rangon Road (kalo tidak salah) tempat saya menginap di Little India. Awalnya saya ingin menyusul orang-orang kantor ke Mustafa Center tapi ketika melewati sebuah kuil Hindu maka saya memutuskan untuk mampir sebentar sekedar lihat-lihat toh dari kemarin saya sudah tertarik sama tempatnya. Ketika masuk, saya melepas sepatu dan mencuci kaki saya lalu masuk ke bagian dalam kuil. Ternyata di bagian dalam kuil sedang dilaksanakan semcam ritual. Saya tidak tahu ritual apa, sepertinya pencucian peralatan kuil. Maaf kalo salah. Saya menonton sebentar dan mulai berkeliling melihat interior kuil tersebut yang sangat menarik, artistik dan indah. Ketika saya sedang melihat sebuah patung besar yang kebetulan dekat dengan dapur umum, saya dipanggil oleh petugas dapur umum. Saya bingung kenapa terutama aksen mereka yang tidak jelas, ternyata mereka menawari saya untuk ikut makan juga. Saya menolak dengan seramah mungkin tapi mereka seperti memaksa (tapi dengan cara yang ramah). Akhirnya, ya kenapa tidak. Melebur dengan orang lokal adalah hal yang menarik bukan? Saya diberi semacam bubur nasi, kari dan hidangan pencuci mulut semacam bubur ketan dalam jumlah porsi yang besar banget!!!!! Banget! Lalu saya makan hidangan tersebut (pencuci mulutnya enak banget) sambil duduk lesehan, sendirian (tapi juga dikelilingi oleh umat Hindu dan beberapi turis) dan menikmati ritual dan ornamen kuil. Kalo kata Gollum, 'PRECIOUS!'. Saya merasa spiritual saya tersentuh dan saya benar-benar menikmati saat itu. Selain itu, kejadian tersebut membuat saya yakin bahwa hal yang sangat indah apabila kita saling menghormati orang lain terutama ras dan kepercayaan mereka. Tapi saat itu saya tidak mengambil fot karena saya merasa bukan hal yang tepat untuk mengambil foto tempat ibadah ketika umatnya sedang beribadah. Lagipula ingatan saya akan terus mengenang peristiwa tersebut kok. 


7. Serial TV Baru
      Please Like Me
      Bebeapa tahun terakhir saya jadi sangat jatuh cinta pada serial TV. Begitu banyak serial TV yang saya tonton dalam 4 tahun terakhir. Mulai dari The Walking Dead, American Horror Story, Girls, Homeland, Modern Family, Glee (tapi sudah lama tidak mengikuti lagi), Veep, Downton Abbey, The Killing, Game of Thrones dan sedikit Sherlock serta Breaking Bad. Nah bukan hal yang aneh apabila jumlah serial televisi yang saya tonton bertambah pada tahun lalu. Jangan lupakan bahwa banyak orang yang bilang saat ini adalah Golden Age of TV. TV di Amerika tentunya dan bukan di Indonesia (sedihnya). 
        Nah tercatat ada 4 serial TV baru yang saya tonton pada tahun lalu, yaitu House of Cards, Orange is the New Black, Masters of Sex dan Please Like Me. Semuanya luar biasa, terutama House of Cards dan Orange is the New Black. Tapi ketika berbicara serial TV baru mana yang saya paling suka di tahun lalu, jawabannya adalah Please Like Me.
      Saya menemukan iklan serial TV ini ketika sedang membaca artikel di HitFix pada masa kampanye Emmy Awards tahun lalu dan iklannya menarik perhatian saya. Lalu yang selanjutnya saya lakukan adalah hal lumrah, yaitu googling. Mencari tau tentang serial tersebut. Ternyata tidak terlalu banyak yang saya temukan kecuali serial tersebut berasal dari Australia. Penciptanya adalah Josh Thomas yang kalo kata temen saya merupakan stand up comedian yang katanya lagi merupakan komedian yang sama sekali tidak menarik di Australia sana.
        Tapi akhirnya saya mencoba menontonnya (Anda tidak perlu tau dari mana saya menonton serial ini). Hanya ada 6 episode dalam satu musim dan berdurasi masing-masing 30 menit. Dan saya semua episodenya. "Quirky", lucu, jujur, hangat, "toughtful" dan menghibur. Mulai adegan ketika Josh dan pacarnya, Geoffrey (yap, he's a gay) akan melakukan hubungan seksual ("I don't wanna put something in my bum") sampai adegan ketika mereka bersama Aunty Peg menyanyikan lagu '5,6,7,8' milik Steps membuat saya ngakak setengah mati. CHARMING.  Bahkan kedua teman saya yang saya rekomendasikan serial ini bilang mereka suka banget. Salah satu teman saya bilang "biarpun karakternya gay, gue sama sekali ga risih nontonnya karena lucu dan jujur". Jadi kalo Anda ingin menonton serial yang ringan, bermakna dan tidak terlalu menyita waktu (karena 24 episode dalam satu musim adalah melelahkan bagi saya) maka Please Like Me sangat saya sarankan. Plus, ini non-Amerika jadi kita bisa tahu ada juga serial bagus selain dari As dan Inggris. Gaya tutur yang berbeda dan persepketif yang baru.


8. Lagu
      "Young and Beatiful" oleh Lana del Rey
      Saya membaca novelnya dan menonton filmnya. Saya menyukai novelnya dan saya tidak begitu menyukai filmnya (kecuali untuk akting DiCaprio, tata kostum dan tata artistiknya yang enak diliat). Iya ini tentang The Great Gatsby. Literatur terkenal karangan F. Scott Fitzgerald yang disebut-sebut sebagai salah satu literatur terbaik yang pernah datang dari AS. Meskipun versi filmnya hambar dan mengecewakan tapi harus saya akui scoring dan soundtrack yang menghiasi filmnya enak untuk didengar terlepas ketidaksukaan saya terhadap "Back to Black" versi Beyonce (saya fans versi aslinya oleh Amy Winehouse gitu) atau "Crazy in Love" versi Emeli Sande. Tetapi kalo ada lagu yang benar-benar saya sukai dari kumpulan soundtrack-nya adalah lagu dari del Rey ini.
       Lagunya membius, syahdu dan indah. Liriknya pun sangat pas dengan kisah hidup Jay Gatsby yang begitu cinta pada Daisy Buchannan yang berakhir tragis. 
         "Will you still love me when I'm no longer young and beautiful? Will you still love me when I got nothing but my aching soul? I know you will, I know you will"  
     Cukup dengan lirik itu berhasil membuat saya jongkok di pojokan sambil ngorek-ngorek tanah. Sayangnya lagu tersebut kalah dari "Skyfall" milik Adele di Grammy tahun ini untuk kategori Best Song Written for Visual Media dan bahkan tidak dinominasikan untuk Best Original Song di Golden Globe dan Oscar tahun. Tapi peduli amat. Saya begitu menyukai lagu tersebut dan terus mendengarnya sepanjang tahun lalu. 
   

9. Film 
      Gravity
     Saya akui, hingga bulan Oktober tahun lalu saya beranggapan bahwa 2013 adalah tahun yang dipenuhi oleh film-film hambar dan semua itu berubah ketika menit pertama saya menonton Gravity karya Alfonso Cuaron ini. WOW. Film yang tidak hanya luar biasa secara teknis (efek visual, scoring, sinematografi, editing) tetapi juga luar biasa di penyutradaraan, cerita dan akting. Atau mudahnya secara keseluruhan. Dari menit pertama hingga Sandra Bullock menjejakkan kakinya di bumi, film ini memompa emosi, energi, air mata, detak jantung, napas hingga lutut saya. Hingga saat ini saya masih ingat betapa saya masih kehabisan napas selama 15 menit setelah saya keluar dari studio waktu itu. Betapa saya benar-benar terpukau dan memikirkan metafora yang ada di dalamnya.
      Ide yang dihadirkan oleh Cuaron sangatlah "groundbreaking" bahkan menurut saya lebih luar biasa apa yang dilakukan oleh Cuaron daripada apa yang dilakukan oleh James Cameron pada Avatar. (bahkan Cameron memuji mati-matian Gravity). Bukan hanya teknik yang ia lakukan tetapi betapa membuminya sebenarnya cerita Gravity. Belakangan saya mengetahui dari majalah Total Film Indonesia bahwa Cuaron mengibaratkan pecahan satelit yang dihadapi oleh Bullock di Gravity adalah metafora dari permasalahn hidup kita sehari-hari. Ingat kan kalo pecahan satelitnya datang dalam beberapa waktu sekali? Itu seperti persoalan yang kita hadapi di dunia nyata. Buat saya indah banget. Belum lagi adegan ketika Bullock dalam posisi janin. Begitu indah. Adegan yang mengibaratkan titik balik karakter Bullock dalam upayanya kembali ke Bumi dengan selamat. Bahwa pada satu titik, ia sudah ingin menyerah dan menerima kematian tapi pada satu titik ia berupaya sekuat tenaga bahwa ia masih ingin hidup dan akhir berusaha sekuat tenaga.
       Saya menangis ketika menonton film ini, terutama karena faktor akting Sandra Bullock yang luar biasa. Sangat luar biasa. Dengan mudah saya katakan bahwa ini merupakan akting terbaik dari Bullock yang pernah saya lihat. Adegan ketika ia mencoba berkomunikasi dengan manusia di bumi. Ingat adegan ketika ia berbicara dengan warga Cina? Itu membuat saya menangis.
        Pada akhir film saya reflek bertepuk tangan keras bersama beberapa penonton sebagai tanda bahwa kerja keras Cuaron dan tim selama 5 tahun untuk membuat Gravity sama sekali tidak sia-sia. Gravity telah menjadi salah satu film paling penting yang pernah dibuat dalam sejarah. Film yang hingga kini masih membuat saya bertanya-tanya, bagaiaman cara mereka membuatnya?



10. Kehidupan Pribadi
         Mencoba Seleksi Penerimaan Pegawai Bank Indonesia
        Saat ini, saya sudah memiliki pekerjaan yang tetap dan yah kalo orang bilang termasuk bonafid karena saya bekerja di salah satu kementerian yang kata orang banyak sebagai kementerian paling bonafid di negeri ini. Kata orang loh ya bukan kata saya. Tapi sebagai manusia, pekerjaan saya ini belum cukup. Bukan belum cukup penghasilannya tetapi belum cukup memenuhi keinginan saya yang ingin lebih tertantang. Saya masih muda dan saya tahu saya memiliki kemampuan yang tidak ecek-ecek.
       Nah pada suatu hari saya diberitahu oleh salah seorang teman kalo Bank Indonesia sedang membuka lowongan untuk pegawai baru. Tanpa pikir dua kali saya cek situsnya dan langsung memasukkan lamaran saya bahkan saya tidak peduli ketika mengetahui bahwa kota-kota lokasi seleksi tidak ada yang berada di kota tempat saya bekerja, meskipun kota tempat saya bekerja adalah ibukota propinsi. Akhirnya saya pilih Jakarta dengan alasan biaya perjalan yang dikeluarkan tidak akan jauh beda dengan misalkan saya mengambil lokasi seleksi di dua kota yang dekat dengan tempat saya bekerja. Belum lagi sisi baiknya adalah saya bisa bertemu dengan orang tua saya (kucing saya) kalo saya ujian.
       Nah bla bla bla sampailah saya di seleksi tahap 4 dari 5 tahap yang BI lakukan. Sampai saat ini kadang saya masih ga percaya loh saya bisa lolos sampai tahap 4. Tahap 4 ini adalah tes psikiatri dan tes kesahtan. Setelah saya selesai melaksanakan kedua tes tersebut yang dilakukan dalam waktu dua hari, saya pun kembali ke kota tempat saya bekerja. Hingga sebulan lamanya saya tidak mendengar kabar tentang hasil tesnya. Akhirnya saya iseng membuka situs BI dan ternyata sudah dilakukan pengumuman hasilnya dan itu terjadi 3 hari sebelum saya membuka situsnya. Pada saat itu juga saya tau saya tidak lolos karena apabila lolos ke tahap 5 pasti saya mendapatkan informasi melalui email dan sms. Kecewa? Sudah pasti bahkan sampai sekarang pun saya masih belum benar-benar bisa menerima. Bagaimana bisa menerima ketika saya sudah tinggal satu langkah lagi yang ibaratnya pintu BI sudah dibuka di depan mata saya dan tiba-tiba ditutup. Tapi kehidupan harus berlanjut bukan? Dan meraung-raung meratapi hasil tidak akan mengubah hasil tersebut. Tapi anehnya ada juga loh beberapa orang yang saya kenal malah menanyakan sudah habis berapa juta uang saya keluarkan untuk membeli tiket PP dari kota saya bekerja ke Jakarta. Jujur buat saya itu sangat aneh, kok menanyakan jumlah uang yang saya sendiri pun tidak peduli jumlahnya sama sekali meskipun jumlah yang saya keluarkan memang tidak sedikit. Apalagi ada yang sampai mengatakan "wah aneh banget, pasti ada orang-orang yang nyogok atau lewat belakang". Bukannya saya naif, tapi saya sendiri yang ikut tes ga pernah mikir ke sana. Jadi buat saya, aneh aja ada orang-orang yang bisa melontarkan kata-kata seperti itu padahal berpartisipasi dalam keikutsertaan saya di seleksi BI sedikit pun saja tidak.
      Tapi hingga saat ini saya bersyukur, saya telah mencoba seleksi BI. Saya adalah tipikal orang yang tidak mau melihat ke belakang, menyesal dan mengatakan ke diri sendiri "andaikan dulu gue ngelakuin itu". Jadi suatu hari nanti tidak akan ada penyesalan yang muncul kenapa saya tidak pernah mencoba seleksi BI ketika saya muda. Belum lagi mengikuti seleksi tersebut benar-benar membuka mata saya tentang penyaringan untuk pegawai BI seketat (dan segila) apa. Tahap 1, saya ingat saya sampai gemeteran memegang pensil 2B milik saya karena saking gugupnya. Tahap 2 yang membuat kepala saya serasa diperas dan mau muntah setelah tiga jam mengerjakan soal TOEFL dan pengetahuan umum. Tahap 3 yang membuat fisik saya cukup kelelahan dengan proses seleksi yang begitu panjang yang dimulai sebelum adzan zuhur hingga azan maghrib, jadi sekitar 6 jam lebih. Atau Tahap 4 yang membuat saya pertama kalinya ditusbol oleh orang asing (*sigh*) untuk memeriksa apakah saya meiliki wasir. Karena maklum saya bekerja di tempat sekarang tanpa melewati proses yang rumit. Belum lagi saingan saya banyak yang berasal dari UI, ITB, Untar, Atma Jaya, Unpad dkk sedangkan saya berasal dari UIN Syarif Hidayatulloh jadi sempat membuat saya ga pede.
     Tapi sekali saya bangga telah mencobanya dan dapat lolos hingga Tahap 4 dari 5 tahap yang ada mengingat saya tidak pernah melamar pekerjaa sebelumnya, kecuali Anda mengganggap melamar pekerjaan sebagai pencuci piring di Hokben atau wartawan di sebuah majalah ketika kuliah dapat Anda anggap sebagi mencari pekerjaan yang nyata.
       Intinya jangan pernah takut untuk mencoba sebesar apapun pengorbanan yang akan Anda lakukan selama hal tersebut halal, positif dan bermanfaat.
   



Wednesday, February 5, 2014

[Pelesir] Petak Sembilan Menjelang Imlek

Sebenarnya terlalu banyak hal atau cerita yang ingin saya tulis untuk postingan terbaru blog saya tapi masalahnya adalah dalam sebulan terakhir, waktu saya cenderung habis untuk nonton film, baca buku, kumpul dengan teman-teman dan pulang ke rumah saya yang ada di Tangsel nun jauh di sana. Belum lagi, menulis bagi saya adalah kegiatan yang mengikuti suasana hati. Belum lagi, cerita-cerita yang ingin saya tulis lebih ke kejadian faktual dan kejadian tersebut telah satu bulan berlalu dan ingatan saya seperti spons. Jadi, postingan terbaru saya akan dimulai dengan kejadian paling menarik yang baru saya rasakan. Kejadian ini adalah perjalanan saya (atau yang tren sekarang ini disebut sebagai blusukan) ke daerah pecinan di Jakarta ketika menjelang Imlek! Yap, Petak Sembilan. Oke, saya sangat yakin mungkin beberapa dari Anda yang membaca blog saya ini bertanya-tanya, “Emang ada ya pecinan (atau kerennya chinatown) di Jakarta?” Jawabannya adalah ADA!! Dan tempatnya bukan di Kampung Cina Kota Wisata Cibubur (yang buat saya membosankan) tapi ada di seberang Glodok, pertokoan yang terkenal dengan barang elektronik dan, ehem, DVD bokep. Kaget ya kalo ternyata pecinan di Jakarta itu ada di tempat strategis yang mungkin Anda sering lewati? Saya bersyukur punya seorang ibu yang seneng jalan menelusuri ibu kota karena dari ibu saya pula, saya mengetahui Petak Sembilan sejak SMA yang berarti sekitar 7-8 tahun yang lalu (yah umur gue ketahuan). Bahkan saya pernah membaca di majalah (Jakarta Java Kini kalo ga salah) kalo Petak Sembilan adalah salah satu pecinan terbesar di dunia (makin kaget kan?)
Kalo Anda ingin tahu petunjuk jalan ke Petak Sembilan ada beberapa cara.
  1.  Yang paling mudah tentu saja kalo Anda membawa kendaraan pribadi sendiri. Anda hanya tinggal menuju ke arah pertokoan Harco Glodok dan parkir di pertokoan seberang Harco (kalo Anda dari arah Sudirman) atau parkir di Harco (kalo Anda dari arah Beos). Lalu berjalan kaki di samping pertokoan seberang Harco. Jalan yang ada di samping pertokoan tersebut. Nama jalannya kalo ga salah Jalan Pancoran. Tapi saya sarankan kalo pergi ketika menjelang Imlek atau Cap Gomeh sebaiknya tidak menggunakan kendaraan pribadi karena kemacetan udah muncul dari setelah Gajah Mada.
  2. Cara kedua adalah dengan menggunakan TransJakarta. Anda hanya tinggal turun di halte Glodok. Ketika Anda berada di jembatan penyeberangannya dan bingung harus pilih kanan atau kiri, Anda tinggal ambil yang kanan lalu turun. Setalah Anda berada di kaki tangga terakhir, Anda tinggal jalan terus hingga berada di jembatan besar penghubung Harco dan pertokoan di seberangnya (saya masih ga tau namanya), lalu Anda belok kiri di jalan samping pertokoan tersebut.
  3. Cara ketiga dan cara yang saya tempuh adalah dengan menggunakan commuter line. Intinya ketika Anda menggunakan commuter line dari jurusan manapun Anda berangkat (mau Bogor, Bekasi, Tangerang, Depok atau Serpong), Anda hanya perlu berhenti di Stasiun Tanah Abang. Lalu Anda keluar stasisun dan naik angkot warna biru yang jurusan Tanah Abang-Kota (kalo ga salah nomor jurusannya 08) lalu tinggal bilang turun di Petak Sembilan. Nah nanti Anda akan turun persis di depan Jalan Pancoran yang memang pintu masuk ke Petak Sembilan. Saya ga tau ongkosnya berapa karena ibu saya yang bayarin (malu ya) tapi kayanya ga lebih dari Rp5.000
Nah tujuan utama saya ke Petak Sembilan pada hampir dua minggu yang lalu adalah untuk wisata kuliner. Iya wisata kuliner di sana meskipun saya Muslim. Tapi tenang aja saya tetap makan yang halal kok. Perlu ditambahkan adalah kebelet nyoba wisata kuliner di Gang Gloria yang terkenal itu. Kenapa? Karena beberapa kali saya ke Petak Sembilan, saya belum pernah mampir ke Gang Gloria karena faktor ibu saya yang agak enggan, takut makanannya non halal semua.
Nah perjalanan saya beserta ibu saya dan seorang teman saya diawali dengan naik commuter line yang pukul 9 pagi dari Stasiun Pondok Ranji dan tiba di Petak Sembilan pada pukul 10 kurang. Ajaib kan bisa secepet itu? Makanya naik commuter line! Nah begitu sampai di Jalan Pancoran, saya langsung menuju Gang Gloria meskipun saya tidak tahu letaknya dimana. Jadi ini petunjuk saya

รจ ketika Anda tiba di Jalan Pancoran, Anda akan menemukan dua ruas jalan yang dibagi oleh kali kecil atau parit. Nah, Anda tinggal ambil lajur kanan, jalan terus hingga Anda menemukan hotel kecil bernama Hotel Fortuna. Nah Gang Gloria ada persis di sebelah hotel tersebut. Jarak dari jalan besar ke Gang Gloria deket banget, mungkin sekitar 200 meter. Kalo Anda masih bingung, Anda tinggal tanya saja ke penduduk sekitar, seperti yang saya lakukan dan mereka kemungkinan besar tahu.

Dan jangan lupakan, dari mulut Jalan Pancoran saja, kemeriahan menjelang Imlek sudah sangat terasa. Banyak mobil yang diparkir di kedua ruas jalan tersebut. Belum lagi warga yang berada di sekitaran jalan tersebut. Bahkan kalo mau jujur, angkot yang kami naiki sampai harus tidak melewati depan Harco tetapi memotong jalan lewat belakang Harco karena jalanan yang sudah mulai macet.
Nah saya yakin, sejak kepala Anda muncul di mulut Gang Gloria, Anda langsung disambut tawara makan berbagai macam jenis masakan oleh para pedagang. Saya pribadi sama sekali tidak tergiur mungkin karena pengaruh saya yang seorang Muslim tapi mungkin bagi Anda yang non-Muslim, saya rasa Anda akan tergiur. Berbagai jenis makanan, mulai dari nasi hainan, nasi tim, mie ayam, gorengan, buah-buahan sampai ketupat sayur tumpah ruah di gang yang kecil dan gelap tetapi sangat menarik itu. Nah tujuan saya adalah langsung menuju ke Kedai Kopi Tak Kie. Tapi setelah saya celingak-celinguk, saya tidak dapat menemukan kedai tersebut. Akhirnya saya menuju ke Kari Lam yang katanya juga terkenal. Letak tempat Kari Lam ada di ujung Gang Gloria. Entah kenapa saya yakin tempat Kari Lam adalah lokasi syuting film Berbagi Suami karya Nia Dinata karena kebetulan saya sangat suka film tersebut jadi sedikit banyak masih hapal dengan film tersebut meskipun sudah lama ga nonton Berbagi Suami.
Saya sengaja tidak sarapan di rumah saat itu karena memang berniat sarapan di Petak Sembilan. Awalnya saya ragu apakah Kari Lam halal atau tidak bahkan sekadar bertanya pun saya tidak enak. Untungnya teman saya berani menanyakan dan kebetulan dia non-Muslim. Nah okenya, bapak penjualnya sangat ramah dan menjelaskan kalo masakan yang dia masak adalah halal. Selain itu, dia juga bilang “kalo mas atau ibu ragu, ga apa-apa, saya ga mau maksa ibu/mas makan masakan saya”. Oke, saya langsung pesan satu porsi kari ayam dengan bihun dan teman saya memesan kari sapi dengan nasi. Lalu ibu saya pesan apa? Ibu saya ragu jadi ibu saya memesan somay.
Rasa kari ayam saya enak tapi ga luar biasa. Hmmm sebenarnya enak sih, saya suka malah karena karinya pas, ga medok dan ga terlalu tipis. Maklum, saya kini bekerja di tanah Sumatera yang masakannya serba medok bumbunya. Kalo masakan, rempahnya kuat, kalo kue, gulanya kayak satu kilo alias manis banget. Jadi menurut saya pas apalagi ini santapan untuk sarapan. Apalagi potongan ayamnya banyak banget dan udah dipotong-potong untuk bisa disumpit dan sekali lahap. Selain itu sudah tidak ada tulangnya. Bihunnya juga pas porsinya. Nilainya 8 deh. Saya ga coba kari sapi yang dimakan teman saya atau somay yang disantap oleh ibu saya. Oya satu porsi untuk kari ayam dihargai Rp32.000, kari sapi Rp38.000 dan somay untuk satu buahnya adalah Rp6.000. Memang mahal.
Kari Ayam

Dari Kari Lam, kami menuju ke Toko Kawi (bukan apotek yang di Mayestik atau Bintaro) yang ada persis di seberang Kari Lam. Tokonya seperti mini market yang jual aneka rupa makanan dan kayaknya terkenal karena sosis/ham babi dari Bali. Ketika saya liat, sosisnya kurus dan kering tapi kok kayaknya enak. >..< Segala macam rupa dijual di toko tersebut. Seperti saya yang membeli selai raspberry murah tapi lumayan enak (Rp14.000) dan kaldu jamur (Rp8.000). Teman saya membeli teh bunga chrysantium dan ting-ting gepuk khas Semarang. Sedangkan, saya lupa ibu saya beli apa aja (maaf ya, Ma). Nah, ada kejadian lucu ketika saya dan teman saya akan keluar dari toko. Jadi ketika saya membayar di kasir, kami melihat ada telur asin yang masih dibaluri oleh abu gosok. Nah karena masih dilumurin abu gosok, kami pikir unik, pasti masih baru dan pasti enak (karena sekali lagi, ini ada di Petak Sembilan). Akhirnya saya dan temen beli telor asin tersebut yang harga per buahnya adalah Rp4.000. nah ketika kami ingin makan telor asin tersebut ternyata ibu saya melihat kami dan bilang kalo telor asin tersebut masih mentah dan perlu dimasak dulu. Jiah, dasar anak kota. Kayak begituan ga paham. Haha. Tapi ketika ibu saya merebusnya, ternyata beneran enak banget. Udah lama saya ga makan telor asin seenak itu.
Nah setelah dari Toko Kawi, kami (tepatnya saya) langsung berusaha mencari dimana Kedai Kopi Tak Kie. Setelah tanya-tanya ke para pedagang akhirnya ketemu juga kedai kopi tersebut. Kalo dari awal Gang Gloria ada di sebelah kanan, kedainya kecil tapi sudah dilapisi kaca. Ketika kami masuk, kami langsung disambut dengan ramah oleh seorang ibu yang sepertinya pemilik kedai tersebut dan langsung menawarkan mau makan dan minum apa. Karena kami baru saja makan jadinya kami hanya memesan kopi saja, saya es kopi dan teman saya memesan kopi panas. Sebenarnya saya tertarik untuk nyoba makanan yang ada di kedai tersebut. Ada nasi campur (yang ini udah pasti ga mau karena pake B2), nasi tim ayam dan bubur ayam. Tapi sekali lagi saya ragu dan akhirnya ibu saya yang menanyakan ke pelayannya apakah nasi tim ayamnya halal. Jawabannya buat saya menarik, “eeeeh (sambil nyengir melas) bagusnya ga pesen bu”. Oh yaudah, jadi tenang kan. Kami seneng sama pedagang yang jujur, saling menghargai dan bukan yang penting laku. Akhirnya pesanan kami datang dan biarpun saya bukan penikmat kopi tapi saya harus akui es kopi yang saya pesen enak banget, kayak ada yang langsung nendang ketika menyeruput pertama kali. Tajam. Di kedai kopinya sendiri dipajang artikel-artikel koran maupun majalah tentang mereka bahkan foto syuting sebuah film yang dibintangi Wulan Guritno dan Widyawati tetapi saya lupa judul filmnya. Oya kabarnya Kedai Kopi Tak Kie ini sudah berusia 80an tahun loh. Luar biasa kan.
Interior Kedai Es Tak Kie

Es Kopi dan Kopi Panas

Nah persisi di luar Kedai Kopi Tak Kie, ada beberapa penjual makanan yang kabarnya enak, yaitu nasi tim dan ketupat sayur. Tapi saya tidak makan karena pertama sekali lagi faktor ketidakyakinan saya akan kehalalannya dan faktor diburu waktu (karena ibu saya ada rencana lain untuk sore itu). Di sekitar kedai kopi tersebut ada juga yang menjual sekba atau bektim yang merupakan jeroan babi yang direbus dengan bumbu (sepertinya). Temen saya yang wajahnya mirip keturunan etnis Tionghoa pun sempat diatawari “koh ayo sekba koh”. Haha. Bahkan temen saya baru tau sekba itu apa dari ibu saya. Haha. Maklum, ibu saya besar di daerah Halim dan memiliki banyak teman dari suku Batak non-muslim ketika SMA, jadi ibu saya sedikit banyak tahu meskipun tidak pernah merasakan makanan B2. Selain masakan tersebut ada juga pioh tauco. Nah seblum saya ke sana kemarin, saya sempat browsing dan baca majalah kalo pioh itu adalah bulus. Anda tau bulus kan? Kalo tidak tau, bulus ada hewan sejenis kura-kura, bedanya bulus memiliki hidung semacam belalai. Kabarnya mengonsumsi bulus baik untuk kulit. Daaaan tepat ketika kami keluar dari kedai kopi Tak Kie, saya melihat pedagang pioh tauco sedang memotong-motong bulus. Dagingnya putih/bening dengan sedikit hijau (mungkin karena faktor tempurungnya). Jujur saya langsung mau nangis ketika itu. Kasian liatnya, ga tega (FYI, sejak beberapa bulan lalu saya melakukan ‘vegetarian week’, yaitu tidak mengonsumsi daging apapun kecuali telur selama satu minggu dalam satu bulan dengan tujuan memudahkan saya menjadi vegetarian lacto-ovo, serius, haha).
Keluar dari Gang Gloria, kami langsung menuju seberang jalan melalui jembatan kecil untuk menelusuri pelataran toko-toko yang ada di sana. Ampun, penuhnya sampe jalan aja susah. Sambil megang erat-erat tas selempang saya karena takut dicopet, saya tidak lupa untuk menikmati kejadian di sekitar saya. Merah meriah. Iya, semua serba merah yang meriah. Lampion, angpao, gantungan pintu, pajangan, kaos yang bergambar kuda (ingat, Tahun Kuda Emas) dan lain-lain semuanya serba merah. Sebenarnya saya ingin beli lampion karena dari pengen punya lampion tapi tetep aja sampai saya pulang mikirnya mau ditaro dimana lampion tersebut. Saya juga hampir beli kaos karena tergiur harganya yang Rp100ribu untuk tiga kaos tapi setelah saya liat-liat gambarnya tidak ada yang menarik. Yang dijual di sepanjang pelataran bukan cuma perlengkapan Imlek tetapi juga barang lain seperti snack (termasuk permen susu White Rabbit yang terkenal itu) sampe payung (yang ibu saya beli) dan garukan punggung (yang saya beli). Bahkan ada yang jual DVD bajakan yang mayoritas dagangannya adalah serial atau film Mandarin. Jangan lupakan juga tetap ada toko pengobatan tradisional Cina.
Suasana Sepanjang Jalan Pancoran, Petak Sembilan

Karena ternyata berdesak-desakan meriah itu juga melelahkan dan menyebabkan saya lapar lagi. Alasan. Akhirnya saya menemani ibu saya yang belum makan berat dan kami berakhir di tukang bakso yang sudah ketiga kalinya kami datangi selama kunjungan kami ke Petak Sembilan. Sebenarnya yang jual ga sendiri tapi ada tiga orang kalo ga salah. Letaknya ada di ujung pelataran toko yang berakhir di pertigaan sebelum memasuki wilayah Asemka. Benar-benar di ujung persis di depan toko snack. Cukup lihat antrian pembelinya. Biarpun dandang yang menampung baksa hanya berjumlah satu tapi jangan tanya antiannya, gila, rame banget. Baksonya sendiri ga cuma satu dandang itu saja tapi tetap diisi ulang. Harga satu porsinya Rp10ribu berisi 9-10 bakso berukuran kecil dan bihun. Rasanya buat saya enak walaupun kayak bakso biasanya tapi mungkin karena murah, sensasi ngantrinya dan sensasi makan di bawah pohonnya yang bikin tambah enak. Tips saya untuk membeli bakso ini, di sini tidak kenal antri, jadi ya harus tega. J

Suasana Penjual Bakso di Ujung Jalan Pancoran


Nah tidak jauh dari tempat bakso, ada penjual makanan dan minuman lagi (iya, ini kan Petak Sembilan). Ada pedagang rujak juhi, cincau dan es tebu. Tepatnya ada di ujung mentok pertigaan di sebelah tempat bakso. Seberang serongnya si tempat bakso lah. Nah bapak penjual rujak juhi ini juga udah beberapa kali saya dan ibu saya kunjungi. Kalo ada yang belom tahu rujak juhi itu apa, rujak juhi itu makanan yang terdiri dari sayuran seperti selada, kol, kentang dan ditaburi juhi atau sotong panggang yang sudah digepuk lalu disiram bumbu kacang. Rasanya enak banget!!!! Satu porsi harganya Rp15ribu. Di Gang Gloria juga ada rujak juhi harganya Rp20ribu tapi saya pribadi lebih suka rujak juhi yang deket bakso karena yang di Gang Gloria agak keras juhinya. Nah kalo Anda haus di sebelahnya ada es cincau hijau yang harganya Rp4ribu dan es tebu yang harganya sama kalo ga salah. Es cincaunya enak, ga kayak cincau kebanyakan di jaman sekarang yang kerasa pengawetnya. Saya saat itu tidak minum es tebuna karena kenyang tapi ketika nemenin temen saya makan rujak juhi, saya liat wadah sari tebunya dikerubungi tawon-tawon kecil. Pertanda tebu yang bagus banget kan? Oya ketika saya makan bakso, ada dua orang temen saya yang ikut gabung pelesir di Petak Sembilan. Jadi sekarang kami berlima.
Nah kalo perut Anda masih sanggup di seberang serong rujak juhi (atau berlawanan dengan bakso) ada kedai pempek yang lumayan enak seingat saya, cuma saat itu saya ga kesana karena sudah kelewat kenyang (yaiyalah, satu porsi kari ayam, bakso dan setengah porsi rujak juhi). Kedai pempek tersebut juga rame dan harganya tidak terlalu mahal. Plus kalo Anda suka membaca, tepat di depan kedai pempek dijual banyak sekali majalah bekas, buku pelajaran bekas dan buku umum lainnya yang tentunya juga bekas. Saya ga tau kisaran harganya karena memang ga pernah minat kalo ke sana padahal saya suka baca loh.
Nah berhubung ibu saya capek akhirnya ibu saya numpang duduk di bapak rujak juhi sedangkan saya dan ketiga teman saya menuju Asemka yang memang lokasinya berdampingan dengan Petak Sembilan. Nah, saat itu saya bilang kalo di Asemka ini dijual parfum KW yang murmer yang ketika saya SMA dulu harganya cuma belasan ribu per botol. Iya per botol yang saya maksud di sini adalah yang ukuran 100 ml, ukuran standar parfum beneran. Botolnya pun sama dengan botol parfum aslinya bahkan sampe ke kardus kemasannya. Yah tapi maklumin aja kalo wanginya cm tahan 1-3 jam. Haha. Tapi setelah keliling di dalam Asemka (yang gedungnya udah sangat amat mengerikan saking tuanya), kami  tidak berhasil menemukan yang menjual parfum KW200 ini (saking murahnya jd KW200) karena kami hanya menemukan toko parfum yang asli. Kemanakah penjual-penjual parfum dulu itu? Sejauh kami lihat, yang ada hanya pedagang aksesoris perempuan (yang banyak banget jumlahnya), kosmetik atau alat rumah tangga. Kami menyerah dan keluar. Tapi dasar anak muda, kami masuk lagi dan mencari. Akhirnya mata saya menangkap kemasan-kemasan parfum di toko kosmetik. Insting saya mengatakan itu dia parfum KW200 yang kami cari. Setelah ditanya ternyata benar. Harganya sekarang sudah Rp20ribu per botol (tetep muraaaaah banget). Akhirnya saya membeli dua parfum, yang pertama Clinique Happy dan Carolina Herrera 212 for Men. Kami membeli tanpa tau wanginya seperti apa karena disegel dan ga bisa dibuka. Kami Cuma beli berdasarkan kemasan kardusnya. Haha. Lagipula kami mikirnya, ah persetan wanginya kayak apa yang penting 20rebu!!! Bahkan saya yakin harga parfum non alkohol di pelataran masjid ga semurah itu. Haha.  
 Parfum KW200 yang Saya Beli

 Selepas dari Asemka kami kembali lagi ke tempat bapak rujak juhi tempat ibu saya menunggu. Omong-omong, saya baru ngeh ketika temen saya bilang toko di Asemka rata-rata tulisannya ‘Toko Tiruan A’ atau ‘Toko Tiruan B’ yang artinya tiruan suatu merk. Ckckck. Haha. Setau saya juga kalo Anda terus berjalan menuju arah lain Asemka (ke arah fly over), Anda akan menemui toko-toko perlengkapan anak-anak yang murah, baik untuk sekolah maupun perlengkapan ulang tahun.

Setelah dari Asemka, kami bingung mau kemana lagi, akhirnya kami menuju Jalan Kemenangan III untuk melihat-lihat Wihara Dharma Bakti. Nah berhubung kami semua tidak ada yang tahu dimana letak wihara tersebut akhirnya kami bertanya kesana kemari. Awalnya kami bertanya ke seorang hansip yang memang sedang berjaga di Jalan Pancoran dan ternyata arah kami sudah benar. Jadi kami melewati sebuah gang persis sebelum restoran AW (kalo Anda dari arah Glodok, tapi kalo dari arah Asemka maka gang tersebut setelah restoran AW). Wow ternyata di gang ini juga dijual berbagai macam makanan bahkan buat saya pribadi jauh lebih menarik daripada Gang Gloria. 
Yang dijual disitu banyak banget. Mulai beberapa masakan yang ada di Gang Gloria, seperti ketupat sayur atau mie ayam sampai makanan mirip dim sum yang saya lupa namanya tapi terlihat enak banget karena banyak yang ngantri tapi sayang sekali lagi mengandung B2. Akhirnya, ibu saya beli gorengan dari buah cempedak. Jarang-jarang kan makan cempedak tapi saya harus akui harganya kelewat mahal, yaitu Rp7.000 tapi emang enak sih. Lalu ada juga penjual kue kering yang mebuat saya terpikat dengan tampilan nastarnya. Sangat cantik tapi sayang mahal banget harganya, satu stoples standar seharga Rp110.000. Lalu saya membeli kue yang kata penjualnya namanya kue roda. Bentuknya seperti bakpia tapi dalam ukuran raksasa. Pilihan isinya macam-macam, mulai dari yang standar seperti cokelat sampai yang unik seperti yang saya beli, yaitu rasa cempedak. Harga satu buahnya Rp15ribu. Dan rasanya enak banget dan ga terlalu manis. 
Kue Roda Isi Cempedak

          Ternyata perjalanan kami untuk ek Wihara Dharma Bhakti belum selesai juga dan kami tidak tau kemana arah jalannya. Akhirnya kami bertanya kepada warga yang ada di sekitar gang tersebut. Mereka bilang banyak sekali wihara di daerah tersebut, lalu saya bilang Wihara Dharma Bhakti dan mereka langsung tahu dan menjelaskan dengan ramah sekali. 
           Setelah tiba di ujung gang den menemukan pertigaan, kami berbelok kanan dan ibu saya tidak ikut ke wihara karena capek. Nah ternyata di jalan yang lebarnya tidak seberapa ini merupakan pasar kecil karena banyak sekali dijual kebutuhan memasak mulai dari sayur mayur hingga beberapa jenis hewan seperti kodok yang masih hidup dan teripang. Saya dan teman-teman saya awalnya tidak begitu tahu hewan tersebut (kami tahu teripang tapi tidak ngeh tepatnya). Tiba-tiba ada pedagang yang bilang kalo yang mereka jual itu *piiiiip*. Saya ga tau artinya apa tapi kebetulan dua orang temen saya tinggal di Bandung dan Kuningan jadi mereka tau artinya. Artinya adalah alat kelamin pria. Oh. Saya pernah denger deng kata tersebut tapi ga inget. 
         Sampailah kami di Wihara Dharma Bhakti. Hmmm pemandangan pertama yang saya dasari adalah banyaknya jumlah pengemis. *sigh* Seingat saya wihara tersebut terdiri dari 4 bangunan. 3 bangunan untuk ibadah dan satu bangunan untuk klinik. kami berempat langsung masuk ke bangunan yang paling kan dan paling besar. kami hanya melihat-lihat wihara tersebut tapi ada beberapa warga yang sedang beribadah dan juga orang yang sedang mengambil foto. Saya sendiri memutuskan hanya akan mengambil foto di luar wihara, tidak di dalam karena prinsip tempat ibadah tapi saya yakin pengurus wihara memperbolehkan kita untuk mengambil foto karena dua orang fotografer yang sedang mengambil foto sedang dijelaskan oleh seseorang tentang interior banguna tersebut. Oya di dalam wihara tersebut sedang dilakukan pemugaran untuk menyambut imlek dan banyak lilin raksasa yang masih dibungkus kertas cokelat. Saya sendiri hanya memasuki satu bangunan di lingkungan wihara tersebut karena saya takut salah masuk, takutnya hanya untuk yang ibadah saja dan takut salah tata caranya. Intinya ketika saya melihat-lihat eksterior wihara tersebut, saya merasa sedang di oasis di tengah Jakarta yang padat dan rumit. Ada ketenangan di dalamnya meskipun saya seorang Muslim. 

Satu-satunya Bangunan Wihara yang Saya Masuki



         Perjalanan saya dan seorang teman berakhir di wihara tersebut karena saya harus mengantar ibu saya ke Pasar Blok A. Ada satu kejadian yang lucu ketika kami kembali dari wihara dan ingin bertemu ibu saya, yaitu kaki saya terlindas bajaj. Auuw! Sakitnya lumayan sih tapi ga kerennya itu loh, kelindes bajaj. Jadi ceritanya saya bisa kelindes bajaj adalah jalan yang begitu sempit dan banyak motor yang lalu lalang sehingga membuat bajaj kesulitan untuk lewat akhirnya saya yang jadi korban.
        Intinya perjalanan saya ke Petak Sembilan tersebut amat sangat berkesan bahkan saya mengakui sebagai salah satu hal paling menarik yang pernah terjadi pada saya. Bahkan ketiga teman saya bilang kalo mereka ke Jakarta lagi, mereka akan menyempatkan diri ke Petak Sembilan. Saya seneng banget teman-teman saya bilang gitu. Maklum mereka ke Petak Sembilan atas ajakan saya dan kebetulan mereka berasal dan bekerja dari tiga propinsi yang berbeda. Saya juga belajar banyak tentang toleransi dan sadar kalo toleransi beragama itu memang luar biasa indah. Betapa ramah sekali warga sekitar Petak Sembilan kepada kami. Benar-benar membuka mata dan pikiran banget. Saya bisa bilang kalo akhirnya saya seneng jadi orang Indonesia kalo kita punya tempat seeksotis Petak Sembilan beserta kebudayaannya yang menarik yang tak lekang zaman dan dipenuhi warga yang ramah. 
         Sudah pasti saya akan ke Petak Sembilan lagi di masa yang akan datang dan saya berharap Anda juga mau untuk menyempatkan diri berkunjung dan menelusuri salah satu oasis di Jakarta tersebut. Andaikan ada kaos putih bertuliskan "I Love Petak Sembilan", sudah pasti akan saya kenakan kemana-mana.