Wednesday, December 24, 2014

[Ulasan] Pendekar Tongkat Emas

      Jadi, setelah menunggu sekian lama untuk film Pendekar Tongkat Emas akhirnya saya berhasil juga menonton film ini hari Sabtu yang lalu. Saya rasa saya jarang sekali menantikan untuk menonton film lokal. Biasanya saya tidak pernah benar-benar menunggu sebuah film lokal tayang karena biasanya pula saya hanya reflek ketika menonton film lokal. Siapa pemainnya atau siapa sutradaranya. Tapi untuk kasus Pendekar Tongkat Emas berbeda. Saya pertama kali mengtahui tentang film ini adalah dari seorang teman saya dan akhirnya saya mencari tahu tentang film ini. Wow! Pemainnya top, sutradaranya top dan produsernya pun top. Saya semakin menunggu lah karena dua film lokal yang saya tonton tahun ini kualitasnya agak di bawah ekspektasi saya.
      Sebenarnya, plot cerita film ini sangat sederhana tetapi saya tidak akan membeberkan total plot ceritanya karena buat saya itu tidak asik sama sekali. Berkisah tentang Cempaka yang diperankan oleh Christine Hakim yang merupakan seorang pendekar yang disegani di dunia perseilatan antah berantah yang memiliki Tongkat Emas yang legendaris. Ia memiliki 4 orang murid, yaitu Biru (Reza Rahadian), Gerhana (Tara Basro), Dara (Eva Celia) dan Angin (pendatang baru, Aria Kusumah), yang kesemuanya adalah anak dari para pendekar yang pernah dikalahkan oleh Cempaka. Suatu hari Cempaka memutuskan akan mewariskan Tongkat Emas kepada salah satu muridnya yang dianggap olehnya memiliki kualitas sebagai Pendekar Tongkat Emas. Maka dari itu ia akan mengajari jurus silat yang sangat jarang dikuasai dengan baik oleh pendekar lain, yaitu jurus Tongkat Emas Melingkar Bumi. Ketika Cempaka memutuskan salah seorang muridnya maka timbulah rasa iri di hati murid-muridnya yang lain. Dari sinilah kisah berkembang walaupun tidak begitu banyak.
      Jujur, bagi saya plot PTE cukup lambat sehingga akan menimbulkan rasa bosan bagi penonton yang mengharapkan murni hiburan dari sebuah film. Tapi bagi saya hal ini tidak masalah karena saya sudah terbiasa menonton film-film yang "berat" walaupun saya akui saya sempat mengalami kebosanan di beberapa adegan dari film ini. Saya pribadi bukan penggemar film silat karena jujur dari kecil saya lebih terbiasa nonton film-film blockbuster Hollywood yang bertempo dinamis. Tapi saya rasa PTE adalah tipikal film silat kebanyakan (berdasarkan dari beberapa film silat yang pernah saya tonton, misalnya Crouching Tiger Hidden Dragons). Kisah PTE sendiri buat saya sulit diulas. Bagi saya loh ya. Tidak banyak aspek cerita yang bisa saya ulik. Kisahnya memang kisah kebaikan melawan kejahatan. Mungkin karena ini bisa dibilang film keluarga jadi kisahnya memang sengaja tidak dibuat rumit.
       Penampilan para aktornya pun terasa sulit berkembang. Christine Hakim seperti biasa memukau kita semua. Seluruh keletihan baik fisik maupun batin yang pernah ia alami begitu terasa, terutama melalui suaranya sebagai narator di awal film ini. Reza Rahadian pun juga tampil baik. Hanya melalui ekspresi wajahnya, kita dapat memahami kekecewaannya dan kemarahannya. Eva Celia pun juga tampil tidak buruk. Tapi yang mencuri perhatian saya adalah aktor cilik yang memerankan karakter Angin, yaitu Aria Kusumah. Ia tidak banyak berbicara tetapi aktingnya efektif. Ia selalu mencuri perhatian di setiap adegan ia muncul. Berakting dengan dialog saja sudah sulit apalagi hanya dengan mengandalkan ekspresi wajah atau bahasa tubuh. Saya merasa terpukau olehnya. Kalaupun aktor yang tampil agak mengecewakan bagi saya adalah Nicholas Saputra. Bagi saya aktingnya datar dan kurang emosi sehingga saya tidak merasakan apa-apa dari karakternya. Bahkan karakter dingin rangga pun lebih berasa loh. Belum lagi akting Tara Basro yang sedikit mengganggu, misalnya kenapa ia harus selalu seperti tersenyum di tiap adegan, bahkan di adegan dimana ia harus marah. Tapi setelah saya perhatikan setelah menonton PTE, memang wajahnta seperti itu. Tapi karena dia seksi maka mudah dimaafkan. Plus matanya indah dan unik! (FYI, saya juga baru tau kalo ia adalah adik dari seorang temen saya ketika SD, yang notabene-nya ia pernah bersekolah di SD saya dan ia masih juga tinggal di satu komplek dengan saya!! Lumayanlah pernah kenal dengan orang femes walaupun berabad-abad tidak pernah ketemu san saya yakin kakaknya pun lupa dengan saya).
    Jualan utama film ini, yaitu adegan silatnya sangat bisa diacungi jempol. Sangat keren dan memukau. Walaupun saya yakin para aktornya menggunakan stuntman tapi saya tetap kagum dengan penampilan semua aktor utamanya dalam beradegan silat. Terlihat sungguhan dan dapat dipercaya. Cepat dan dinamis. Adegan silat terakhir di film ini adalah buktinya. Epik!!! Cukup menegangkan dan seperti tidak menyisakan ruang untuk bernapas bagi penontonnya. Jempol untuk Ifa Isfansyah sang sutradara (yang juga pernah menyutradarai salah satu film favorit saya, Sang Penari) yang mengarahkan film ini. Setau saya para aktornya digembleng selama berbulan untuk dapat menguasai dengan baik silat di film ini.
    Untuk urusan teknis film ini juga juara. Scoring film ini sangat juara. Lengkingan nyanyian tradisional ketika salah satu karakter utamanya dimakamkan sangat menyayat hati tapi juga indah di sisi lain. Saya sampai menunggu hingga bagian credit title loh untuk tau siapa komposernya. Ternyata Erwin Gutawa. Ga heran!!! Selain itu tata kostum oleh Chitra Subiyakto juga membuat saya kagum sampai-sampai saya kepengen banget suatu hari nanti bisa beli dan pake pakaian-pakaian yang dikenakan oleh pemainnya, seperti tenun Sumba dengan warna netral. Chitra Subiyakto perlu diacungi jempol karena dapat membuat kostumnya bukan seperti kostum yang baru dibuat melainkan seperti sudah lama dikenakan karena bagi saya salah satu kelemahan film lokal adalah tata kostum yang kadang kurang meyakinkan. Setting zaman perang atau zaman dulu tapi seperti pakaian baru yang baru dicuci atau dibeli. Tidak realistis. Tapi PTE tidak. Tapi saya langsung sadar yang kita bicarakan adalah penata kostum sekelas Chitra Subiyakto sih ya jadi ga heran.
     Sinematografi film ini juga menjadi salah satu titik paling unggul atau bahkan paling unggul dari PTE. Kita disajikan pemandangan indah Sumba, NTT yang berupa perbukitan kecil, padang sabana serta pantai yang indah yang mebuat saya makin merana karena makin ngiler pengen kesana. Saya menyesal lupa nama sinematografer untuk film ini (saya mempunyai penyakit untuk harus tau siapa-siapa saja nama orang di belakang layar sebuah film yang bagus). Bagi beberapa teman saya terkadang membuat pusing karena editing yang cepat dan terkadang terlalu zoom sehingga membuat kepala mereka pusing, tapi saya kok tidak ya? 
    Saya harus mengacungi jempol bagi Mira Lesmana dan Riri Riza sang produser yang sekali lagi mau mengeksplorasi bagian Indonesia yang lain untuk dijadikan lokasi syuting. Selain itu dengan ide mereka yang cerdas untuk membuat film silat yang lebih ramah bagi penonton Indonesia (karena The Raid tidak ramah untuk Anda yang stres liat darah bukan?). Saya selalu menyukai dynamic dua ini karena setia untuk memproduksi film-film bermutu walaupun belum semua film mereka saya tonton. Ouch!
     Meskipun memiliki kekurangan yang tidak begitu banyak di sana-sini tapi kita harus sangat mengapresiasi siapapun yang terlibat dalam Pendekar Tongkat Emas. Atas jerih payah mereka untuk memberika tontonan yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Saya selalu berharap semoga ke depannya banyak film Indonesia yang memiliki kualitas sebaik Pendekar Tongkat Emas. 
      Selesai menonton film ini ada perasaan bangga ternyata ada film Indonesia sebaik ini, dalam artian selama ini saya hanya menonton film lokal yang bagus banget hanya dari genre drama tetapi PTE adalah drama action. Bangga karena masih ada sineas lokal yang masih mau memproduksi film dengan kualitas seperti ini di tengah sikap apatis masyarakat Indonesia terhadap film lokal, film dari negerinya sendiri. Saya bangga pula saya telah menjadi bagian dari penonton yang telah menikmati film ini. Pendekar Tongkat Emas juga membuat saya berjanji pada diri saya sendiri agar mulai tahun 2015 untuk lebih sering lagi menonton film-film Indonesia yang bagus tentunya. Saya akan berusaha menepati janji saya itu.
       Sekali lagi, saya acungi jempol dan mengucapkan terima kasih kepada siapapun yang terlibat dalam film ini (dan juga yang mau menonton film ini!). Terima kasih kepada kalian semua.

Tuesday, December 23, 2014

10 Most Fascinating Women in Hollywood - 2014

       Setelah absen pada daftar ini untuk tahun 2013, saya memutuskan untuk kembali membuat daftar ini. Karena pada dasarnya, mood menulis saya lagi kambuh, dalam artian yang baik. Selain itu, tentu saja karena kecintaan saya sedari kecil terhadap dunia pop culture. Menurut saya, tahun 2014 adalah tahun yang luar biasa bagi wanita di Hollywood. Begitu banyak nama-nama yang begitu memukau sepanjang tahun, jadi jangan heran apabila saya menemukan kesulitan untuk memilihnya. Maaf apabila tidak Scarlett Johansson dalam daftar ini. Kariernya tidak pernah sebaik ini. Memukau di Under the Skin, tampil sebagai "badass sidekick" di Captain America dan memegang kontrol penuh di Lucy. Atau Kerry Washington yang masih menjadi pembicaraan berkat perannya di Scandal. Atau Taylor Swift yang menjadi musisi wanita pertama yang berhasil menjual tiga albumnya lebih dari satu juta kopi dalam minggu peluncurannya. Tapi bukankah Taylor Swift termasuk wanita muda yang selalu memukau? Atau Iggy Azalea dan video klip Fancy-nya yang "instant iconic". Atau Kim Kardashian yang "literally breaking the internet" thanks to her infamous bottom and her marriage to always eccentric Kanye West. 
      Tapi bagi saya daftar tahun ini disusun karena saya melihat hal-hal menarik dalam diri nama-nama ini. Prestasi dan karakter adalah yang paling penting. Bagaimana apakah sudah dapat dimulai?

10. Kendall Jenner
  Oh, saya yakin Anda bertanya bagaimana bisa seorang Kardashian/Jenner bisa masuk ke daftar ini karena jelas-jelas mereka tidak mempunyai bakat yang jelas. Yah, bagi saya Kendall berbeda. Yang paling cantik? Iya, bagi saya. Tapi bukan karena itu tapi lebih karena ia saat ini adalah model yang paling dibicarakan dan umurnya baru saja 19 tahun. 
     Ia telah berjalan di pergelaran busana di New York, Milan dan Paris. Ia telah memeragakan karya dari Chanel, Givenchy, Tommy Hilfiger, Diane von Furstenberg dan Marc Jacobs. Baru saja ia menjadi wajah terbaru merk make-up ternama Estee Lauder. 
    Ia bukan tipikal bintang reality show yang biasa kita lihat. Ia telah melangkah sangat jauh bagi seorang yang mulai dikenal khalayak publik sebagai seorang bintang reality show. Bahkan lebih jauh daripada saudari tirinya, Kim Kardashian. Mematahkan stigma seorang bintang reality show bukanlah hal yang mudah bagi saya. Meskipun apa yang ia telah capai begitu banyak di usiannya, saya yakin masih ada yang menganggapnya bodoh, tidak berbakat dan beruntung karena lahir sebagai Jenner/Kardashian. Ada pula yang beranggapan ia bisa menjadi model seperti sekarang ini karena koneksinya yang luar biasa. Orang-orang bisa saja sinis dan mencibir karena koneksinya. Tapi apakah ada yang ingat apabila sutradara Sofia Coppola tidak memiliki ayah seorang Francis Ford Coppola, apakah ia akan seterkenal sekarang. Hal yang sama juga berlaku terhadap Drew Barrymore, Kate Hudson, Nicolas Cage atau Colin Hanks. Tapi apakah ada yang sinis terhadap mereka karena koneksi keluarga mereka. Jawabannya adalah tidak. Sejak kapan koneksi tidak dimanfaatkan ketika kita menginginkan sesuatu? 
       Maka, saya pun tidak peduli terhadap cibiran terhadap Kendall meskipun saya juga tidak peduli terhadap anggota keluarganya yang lain. Dan saya juga tidak peduli kalau Kendall beserta adiknya, Kylie telah menulis sebuah novel tahun ini dan juga meluncurkan merk busana. Saya peduli bahwa Kendall adalah wajah yang akan kita lihat paling tidak sampai 5 tahun ke depan.

9. Ariana Grande
    She's a bomb!!!! Tiny bomb with TNT power. Saya bukan fansnya tapi saya sulit menolak untuk mendengarkan apalagi menyayikan lagu-lagunya. Siapa yang tidak pernah mendegar Problem, Break Free, Bang Bang dan Love Me Harder sepanjang tahun ini. Mengusai radio dan juga Billboard. Semua single tersebut masuk dalam Top 10 Billboard 100 tahun ini walaupun tidak pernah menduduki peringkat pertama. Semua begitu adiktif.
     Album keduanya, My Everything, juga berhasil menduduki peringkat pertama Billboard 200 di minggu pertama penjualannya. Menjadikannya musisi wanita kedua setelah LeAnn Rimes yang berhasil menggiring 2 album dalam setahun ke peringkat pertama Billboard 200. Ia juga berhasil meraih MTV Video Music Awards tahun ini. Walaupun saya pribadi akhir-akhir ini meragukan kredibilitas penghargaan tersebut. Jangan lupakan pula ia dinominasikan untuk 2 Grammy tahun depan. Jalan masih panjang dan begitu terang bagi musisi 21 tahun ini.

8. Shailene Woodley
    Saya hampir selalu kehabisan kata-kata setiap kali melihat akting Woodley, terutama ketika ia bermain di film-film berbiaya rendah, seperti The Descendants (those tears!) dan The Spectacular Now. Setelah ia wara-wiri di musim penghargaan pada tahun 2012, saya sempat bertanya-tanya apakah ia akan muncul kembali mengingat setelah The Descendants, ia jelas tidak tampil di sebuah film. Saat itu saya menyayangkan, mengingat bakatnya dan tentu saja kecantikannya, kalau ia tidak tampil lagi atau publik tidak menyadari bakatnya. 
    Dan datanglah Divergent pada tahun ini. Semua mengubah kepopuleran bintang 21 tahun ini (Can we just stop talking about young age??? I feel so ancient!). Walaupun Divergent tidak memiliki kualitas sebaik The Hunger Games, tetapi tidak dapat dipungkiri apabila akting Woodley adalah kekuatan yang mengatrol kualitas film tersebut. Ia bersama Jennifer Lawrence membawa angin baru dalam menafsir ulang apa arti "girl power". 
    Beberapa bulan kemudian, ia tampil dalam film lain yang sama-sama diangkat dari sebuah novel "young adult", The Fault in Our Stars. Film ini makin mengukuhkan dirinya sebagai bintang. Ia tidak menampilkan karakter klise dalam film ini yang berbicara tentang penderita (kanker? Saya lupa. Maaf). Adegan dirinya bersama Laura Dern dalam film tersebut merupakan salah satu adegan film terbaik tahun ini. Tulus, menyentuh, membuat mata saya banjir air mata dan langsung ingat dan merindukan ibu saya. Hal ini tidak dapat terjadi apabila hanya keluar dari seorang aktris dengan kualitas rata-rata (atau apabila mengutip kata-kata Scott Rudin, "a minimally talented spoiled brat"). Adegan tersebut muncul karena kualitas dirinya (dan juga Dern). 
     Posisinya saat ini adalah posisi yang sangat berhak ia nikmati. Ia juga tidak malu dan begitu lantang terhadap isu-isu perempuan. Mengingat masih ada 3 film lanjutan Divergent, maka biasakan diri Anda untuk menatap kecantikan fisik dan bakat Woodley selama 3 tahun ke depan. Menonton penampilannya akan membuat Anda tenang dan yakin bahwa masa depan Hollywood masih cukup aman. 

7. Jennifer Lawrence 
    Sempat terpikir oleh saya untuk menempatkan dirinya pada peringkat pertama mengingat apa yang ia telah alami pada tahun 2014 ini. Dimulai dengan luar biasa, lalu terpuruk dengan cara yang tidak dapat kita semua bayangkan namun bisa bangkit kembali juga dengan cara yang di luar jangkauan kita sebagai manusia biasa. 
    Lawrence, bagi saya, adalah epidemi yang jarang kita lihat di Hollywood. Ia begitu muda, begitu berbakat dan begitu berpengaruh. Ia memulai tahun 2014 dengan gebrakan dengan meraih Golden Globe untuk kategori Best Supporting Actress untuk perannya di American Hustle. Ia terus wara-wiri sepanjang musim penghargaan tahun ini, termasuk sebagai nominee Oscar di kategori yang sama untuk peran yang sama walaupun ia kalah dari Lupita Nyong'O.
       Di bulan Mei, ia tampil di lanjutan X-Men, Days of Future Past. Film yang luar biasa bagi saya dan peran Lawrence disana tidak kecil tetapi cukup besar. Penampilannya yang memukau membuat film tersebut menjadi lebih baik lagi.
       Lalu datanglah bulan Agustus. Foto-foto telanjang Lawrence dan beberapa selebriti wanita lain tersebar di internet. Siapapun pasti akan kaget dengan hal tersebut. Jennifer Lawrence is our America's Sweetheart/Cool Girl. We love her. Bagaimana ini bisa terjadi? Ada apa dengan dia? Meskipun banyak nama-nama selebriti wanita terkenal di dalam daftar foto yang tersebar itu tetapi Lawrence lah nama yang paling besar dan bersinar. Saya pribadi langsung berpikir bagaimana ini bisa terjadi dan apa yang akan terjadi terhadap kariernya. Akhirnya pada Vanity Fair edisi November ia angkat bicara. Bagaimana ia berusaha untuk menghadapi "skandal" tersebut dan ia menolak meminta maaf seperti kebanyakan selebriti Hollywood yang terlibat "skandal" meskipun "skandal" tersebut bukan kesalahan mereka. Ia berusaha untuk menulis pernyataan meminta maaf tetapi semakin ia berusaha semakin ia berjuang dan menyadari bahwa hal tersebut bukan kesalahannya. Ia mengatakan foto-foto tersebut ia buat untuk kekasihnya saat itu, Nicholas Hoult (sekarang sudah tidak, fyi). Mereka menjalani hubungan jarak jauh yang artinya bagi Lawrence, "lebih baik ia melihat foto bugil saya daripada melihat porno. It's my body and it's my choice". Saya main menyukainya karena ia semakin menjadi antitesis bagi Hollywood. Ia tidak perlu meminta maaf apabila itu bukan kesalahannya.
     Kariernya pun terbukti tidak menjadi masalah. Film ketiga dari serial The Hunger Games, Mockingjay Part 1, tetap sukses di pasaran. Dunia masih ingin melihat Lawrence sebagai heroine, Katniss Everdeen. Walaupun Mockingjay tidak sesukses dua film pendahulunya. Tapi terlepas dari hal tersebut, Lawrence masihlah aktris utama di Hollywood. Semua masih membutuhkannya. Mencintainya. 

6. Lorde
     Single "Royals" pada dasarnya dirilis pada tahun 2013 dan menjadi hit besar pada saat itu. Bernada edgy dan gelap. Siapa yang menyangka bahwa lagu tersebut ditulis dan dinyanyikan oleh penyanyi berusia 17 tahun dan berasal dari Selandia Baru. Dan tidak hanya "Royals" yang menarik dari album debutnya, Pure Heroine, tetapi juga beberapa lagu yang lain.
  Awal tahun ini ia meraih 4 nominasi Grammy dan memenangkan 2 diantaranya, yaitu Song of the Year dan Best Pop Vocal Performance. Hal ini menjadikannya sebagai orang termuda ketiga yang pernah meraih Grammy dan menjadikannya sebagai orang Selandia Baru termuda yang pernah memenangkan Grammy. Ia juga memenangkan MTV VMA dan Bilboard Awards tahun ini. Walaupun saya tidak mengandalkan kredibilitas kedua penghargaan tersebut, terutama VMA. Ia juga diberikan kepercayaan untuk menciptakan dan membawakan soundtrack untuk film Mockingjay, Part 1 yang berjudul Yellow Flicker Beat.
    Yang saya suka dari lorde selain musiknya adalah dirinya yang merupakan antitesis dari penyanyi-penyanyi perempuan yang masih muda di luar sana. Rambutnya hitam legam, lebat dan seakan susah dirapikan. Penampilannya yang gothic dan cuek membuat dirinya makin disukai dan memiliki ciri khas. Yah, walaupun saya sadar mungkin itu adalah salah satu strategi pemasaran dirinya. Tapi jangan lupa ia juga seseorang yang vokal dalam mengungkapkan pikirannya termasuk persoalan perempuan. Saya rasa kita perlu lebih banyak lagi musisi perempuan seperti dirinya yang tidak hanya menjual tubuh dan seksualitas agar bisa sukses, yang tidak perlu menjual sensasi untuk berhasil (ingat itu, Gaga?) dan yakin dan percaya diri terhadap dirinya sendiri. Dan ia masih 18 tahun!!!! 18 TAHUN!

5. Joan Rivers
    She's a legend!!!! Saya tau bahwa saya memasukan Rivers dalam daftar ini semata-mata hanya karena saya adalah fans beratnya! Tiap minggu dalam beberapa tahun terakhir, ia dan skuad Fashion Police-nya berhasil membuat saya tertawa terpingkal-pingkal hingga perut sakit dan air mata keluar. Ia luar biasa lucu walaupun seringkali harus saya akui bahwa terkadang leluconnya benar-benar tidak lucu dan kasar dan tidak memiliki perasaan. Seperti leluconnya tentang Lady Diana atau rakyat Palestina. Bahkan teman saya berkata mungkin saja leluconnya tentang rakyat Palestinalah yang membawa dirinya kepada kematian dan memang tidak salah mengingat tak lama dirinya membuat lelucon tersebut dirinya mengalami kegagalan operasi yang berakhir dengan nyawanya yang melayang. Lebih miris lagi ia meninggal ketika dirinya sedang menjalani operasi pita suara. That!
     Tetapi saya melihat lebih daripada itu. Rivers adalah sosok yang perlu dihormati, terlepas dari Anda suka atau tidak dengan leluconnya. Mengutip kata-kata Samuel L. Jackson tentang kematian Rivers, "Love Her or Hate Her, we're gonna Miss JOAN RIVERS! I always Respected her go for broke humor. One of a kind.R.I.P."
      Yes, I miss her, a lot!! Setelah dirinya meninggal otomatis acara Fashion Police hibernasi hingga Januari esok dan otamatis pula saya kekurangan tawa yang tulus yang keluar dari diri saya sendiri. Saya menyukainya tidak hanya karena leluconnya yang "push the envelope" dan membuat kita berpikir (it's not kinda jokes you get from Dahsyat or Sahur time - bahkan Obama berkata "Joan didn't just make us laugh, but also think") tetapi juga karena karier Rivers telah dimulai sejak dekade 60-an, sebuah hal yang saya yakini bukan hal yang mudah bagi seorang komedian apalagi komedian perempuan. Ia telah mengalami pasang surut karier selama bertahun-tahun dan baru kembali ke puncaknya ketika ia menjadi host utama acara Fashion Police yang ditayangkan. Ia kembali ke puncak ketika usianya sudah tidak muda lagi (sangat lanjut kalau mau jujur). Ia membuka jalan bagi banyak komedian perempuan dan ia mengubah selamanya budaya karpet merah di ajang penghargaan. Ia sangat berperan dalam hal tersebut. Sayangnya kita tidak lagi bisa mendengarkan leluconnya lagi. Kita hanya bisa mengingat kembali apa yang pernah ia ucapkan. Ia meninggal ketika ia sedang di puncak kariernya. Puncak karier yang ia raih di usia 81 tahun. Apakah itu tidak cukup untuk membuat kita kagum? Saya selalu kagum. Dan merindukannya. Love you, Joan!!!

4. Shonda Rimes
     Sejak saya masih berseragam putih abu-abu, serial Grey's Anatomy yang diciptakan oleh Shonda Rimes begitu populer. Saya, kakak saya dan beberapa teman saya juga tidak ketinggalan menonton (walaupun kini sudah tidak). Dan hampir 10 tahun kemudian, Grey's Anatomy masih bertahan di musim kesebelasnya. Bahkan Rimes lebih berjaya daripada sebelumnya. Ia telah berhasil meluncurkan dua serial baru yang bahkan lebih sukses daripada Grey's Anatomy, yaitu Scandal dan How to Get Away with Murder.
     Scandal berhasil menjadi bagian utama dari pop culture Amerika Serikat, terutama dengan karakter Olivia Pope yang dipernakan oleh Kerry Washinton. Dan kini How to Get Away with Murder juga menjadi perbincangan, terutama karena keberanian Rimes dalam menampilkan adegan seks khususnya gay.
      Bahkan di Amerika sendiri ada sebutan Shonda Night yang disebabkan ketiga serial ciptaan Rimes ditampilkan pada Kamis malah secara berurutan dan berhasil menggaet rating yang tinggi. Washington dan Viola Davis, pemeran utama di How to Get Away with Murder, berhasil meraih nominasi di ajang penghargaan mulai dari Primetime Emmy, Screen Actor Guild Awards dan Golden Globe.
     Rimes adalah fenomena yang langka dalam dunia hiburan Amerika, khususnya pertelevisian. Saya yakin tidak banyak yang seperti dia. Wanita kulit hitam yang berhasil berperan penting dan menunjukkan giginya di belakang layar. Bukan hal mudah dengan apa yang ia capai sejauh ini. Perlu dedikasi dan jiwa yang kuat untuk meraih semua itu. Ia adalah sebuah harapan bagi wanita di luar sana untuk dapat berkarier setinggi dan sebaik mungkin. Shondaland will not be over yet anytime soon. Believe me!

3. Laverne Cox
  Stereotype transgender selalu negatif dan dipandang rendah oleh kebanyakan masyarakat. Mereka dianggap sampah masyarakat dan bertentangan dengan agama maka tidak perlu heran apabila mereka hanya memiliki keterbatasan ketika berhadapan dengan apa yang disebut sebagai karier. Tetapi Laverne Cox menatahkan semua stigma tersebut dan berhasil emnunjukkan bahwa transgender tidak harus menjadi orang terpinggir. Transgender juga bisa memiliki bakat dan berkarya.
      Kita pertama kali dikenalkan dengan Cox adalah ketika ia tampil di musim pertama serial yang sukses besar, Orang is the New Black, dimana ia berperan sebagai tahanan transgender yang memiliki jasa salon di dalam penjara. Dan dimulai dari sanalah namanya mulai mendunia.
     Ia menjadi transgender pertama yang tampil sebagai model sampul majalah Time dan ia juga transgender pertama yang mendapatkan nominasi di ajang penghargaan Primetime Emmy Awards dimana ia dinominasikan untuk Outstanding Guest Actress in Comedy lewat perannya sebagai Sophia Burset. Kedua hal tersebut terjadi pada tahun ini.
     Saya rasa apa yang ia capai bukan hal yang mudah mengingat ia adalah seorang transgender. (Saya selalu menyukai kisah-kisah wanita sukses). Ia adalah sebuah inspirasi, bukan hanya bagi transgender, tetapi juga seluruh manusia yang merasa "perbedaan yang dimiliki" bisa menjadi sebuah kekuatan untuk terus maju dan sukses.

2. Beyonce
  Who is Beyonce? Saya rasa orang-orang yang menanyakan hal tersebut sepertinya hidup di dalam got. Orang tua saya aja tau Beyonce itu siapa. Saya rasa bintang yang paling dibicarakan tahun ini dengan bakat yang luar biasa (hello, Kim!) adalah Beyonce. Ia bahkan tidak merilis album atau film layar lebar pada tahun ini!!
   Album terakhirnya yang diberi judul dari namanya, beyonce, dirilis secara tiba-tiba pada 13 Desember 2013 dan langsung sukses besar. Tidak ada satupun yang mengetahui apabila albumnya tersebut akan dirilis pada saat itu. Cara yang luar biasa cerdas untuk merilis album dan hal ini bagi saya adalah sebuah sejarah karena bagi saya siapapun yang berusaha mengikuti jejak Beyonce dalam merilis album akan terasa usang. She's smart.
     Walaupun tidak ada single dari album tersebut yang berhasil menduduki peringkat 1 di Billboard Hot 100 tetapi tidak ada yang peduli (Albumnya sendiri menduduki peringkat 1). Tur musiknya bersama sang suami, Jay-Z, yang diberi nama On the Run sukses besar. Ia dinobatkan sebagai musisi kulit hitam paling mahal sepanjang masa oleh Billboard. Jangan lupakan pula penampilan pembuka Grammy tahun ini oleh dirinya dan Jay-Z menjadi perbincangan dan bagi saya penampilan tersebut iconic dan seksi (the hair and the chair!!!). Ia juga diberikan penghargaan Michael Jackson Video Fanguard Award oleh MTV. Sebuah penghargaan yang amat layak untuk dirinya. Sudah sejak tahun 1999/2000 ia begitu bersinar. Saya pribadi tidak tahu kapan kira-kira sinar Beyonce akan meredup. Karena yah, ia adalah Beyonce.

1. Lupita Nyong'O
     Kisahnya bak kisah Cinderella. Setahun sebelum ajang Oscar tahun ini digelar tidak ada satupun orang di dunia ini yang mengenal namanya (nama yang eksotis bagi saya) tetapi Februari tahun ini semua tiba-tiba mengenal namanya. Semua jatuh cinta padanya, termasuk saya, ketika ia memenangkan Oscar untuk kategori Best Supporting Actress. Semua berdiri ketika namanya disebut. Penampilannya sebagai budak, Patsey, di film 12 Years A Slave sangat mempesona. Salah satu peran di film yang akan selalu diingat sepanjang masa. Begitu mentah dan pahit. Namun banyak orang yang khawator apakah Nyong'O akan bernasib sama dengan kebanyakan aktris kuliat hitam setelah memenangkan Oscar mengingat perannya di 12 Years A Slave sangat "memorable" yang membuat orang sulit untuk melihatnya berperan sebagai karakter yang lain. Belum lagi terbatasnya peran bagi aktris kulit hitam di Hollywood, seperti Halle Berry yang harus terjebak dalam peran-peran seksi yang menjual keindahan tubuhnya.
     Semua hal tersebut saya rasa salah total dan akhirnya saya pun mengakui salah karena sempat berpikir hal yang sama. Tak lama setelah ia memenangkan Oscar, Nyong'O langsung mendapat peran di film Star Wars terbaru. Film yang begitu besar. Selain itu ia juga akan berperan di versi terbaru dari The Jungle Book meskipun hanya sebagai pengisi suara. Tetapi dua film tersebut adalah dua film besar yang ditunggu banyak orang dan yang paling penting adalah orang-orang yang menggawangi kedua film tersebut adalah J. J. Abrams dan Jon Favreau. Ia juga akan berperan dalam film adaptasi dari novel sukses Americanah karya Chimamanda Ngozi Adichie. Ia juga berperan sebagai produser dalam film tersebut. Jangan lupakan ia juga berperan dalam film Non-Stop di tahun ini walapun perannya tidak besar dan tidak terlihat. tapi tetap luar biasa bukan?
     Ia juga didapuk sebagai wajah terbaru dari merk makeup legendaris, Lancome, yang sebelumnya dipercayakan kepada Julia Roberts, Penelope Cruz dan Kate Winslet. Dan ia juga dipilih oleh majalah people sebagai Most Beautiful Women untuk tahun ini. Suatu hal yang sangat saya setujui dan senangi. Tapi sayangnya saya sempat mencuri dengar langsung beberapa orang berkomentar "ya ampun Most Beautiful Women-nya orang item". Komentar yang sangat tidak pantas! Karena bagi banyak orang ia adalah kecantikan unik yang abadi. Ia memiliki bakat yang luar biasa yang siapa menyinari Hollywood karena sudah saatnya Hollywood dan dunia harus siap untuk memberi jalan bagi wanita kulit hitam yang "tidak putih". Bukan yang seperti Halle Berry, Beyonce atau Alicia Keys. Lupita Nyong'O telah membuka jalan tersebut, jalan untuk wanita-wanita seperti dirinya untuk bersinar di Hollywood. Saya angkat topi untuk itu, untuk dirinya.