Saturday, April 27, 2013

Ulasan Film: OBLIVION


Pemain     : Tom Cruise, Andrea Riseborough, Olga Kurylenko, 
                   Morgan Freeman, Melissa Leo
Sutradara : Joseph Kosinski
Durasi      : 124 menit

Perhatian! Mungkin terdapat spoiler dalam ulasan ini. 
    Sebenarnya, saya tidak terlalu ingin menonton Oblivion. Alasan pertama adalah ulasannya di rottentomatoes.com tidak begitu bagus (sekitar 60-an% ketika saya mentonton film ini di bioskop) dan alasan kedua adalah trailer-nya yang tidak begitu memikat. Tetapi entah alasan apa yang menarik saya untuk menonton Oblivion
       Oblivion bercerita tentang Jack Harper yang diperankan oleh Tom Cruise yang merupakan seorang teknisi dari sebuah pekerjaan yang dilakukan ketika bumi sudah hancur akibat perang nuklir antara manusia dan "alien" yang disebut 'scavanger'. Setting film ini berada di tahun 2077. Pada saat itu sebagian besar manusia telah pindah dari bumi dan hidup di luar angkasa di dalam sebuah pesawat luar angkasa, yang bernama Tet. Jack bertugas berpasangan dengan Victoria (Andrea Riseborough) yang bertugas semacam operator 'pesawat' yang melindungi Hydro yang mengekstraksi sumber daya bumi yang ada di lautan yang digunakan sebagai sumber daya pesawat ulang-alik tempat para manusia tinggal.
        Pada saat itu, Jack dan Victoria telah menyelesaikan tugas terakhir mereka sebelum bergabung dengan manusia lainnya di Tet tetapi tiba-tiba ketika Jack sedang bekerja, muncul pesawat luar angkasa yang jatuh ke bumi dan ternyata membawa manusia, termasuk seorang wanita yang sangat mirip dengan wanita yang selama ini muncul di mimpinya, Julia, yang dipernakan oleh Olga Kurylenko. Dan dimulailah cerita film ini, termasuk ketika seorang paro baya (yang diperankan Morgan Freeman) muncul di tengah cerita.
        Setelah menonton film ini, saya tidak terlalu memikirkan apa yang dikatakan oleh para kritikus. Bagi saya Oblivion menghibur dan yang pastinya memiliki sinematografi yang nikmat di mata. Selain itu tata artistiknya juga menarik (walaupun terkadang mengingatkan saya akan tata artistik yang ada di Prometheus). Adegan-adegan aksinya pun cukup seru, terutama ketika Jack memeriksa robot pelindung Hydro yang rusak/hilang entah kemana. Ceritanya memang tidak luar biasa, tetapi beberapa 'twist' yang ada di dalamnya cukup menghibur. 
        Tetapi tidak dapat dipungkiri ada rasa WALL-E disana-sini. Robot pelindung yang bisa menghancurkan yang mereka anggap musuh dan pesawat ulang-alik luar angkasa yang dianggap sebagai tempat tinggal manusia. Selain itu juga rasa Moon ada di dalam Oblivion. Saya menangkapnya ada di cerita tentang Jack Harper yang bekerja sebagai teknisi/pekerja kasar di luar angkasda yang berkaitan dengan sumber energi dan juga ada di kloning pekerja. Saya rasa hal ini yang mebuat lemah Oblivion karena membuatnya terkesan tidak orisinal.
        Selain itu cerita melemah ketika mencapai paro akhir ketika karakter Morgan Freeman muncul. Kenapa tiba-tiba Jack mau berkorban dan mengapa para manusia yang tersisa di bumi menganggap Jack sebagai komandan mereka. Selain itu saya meresakan akting Kurylenko yang payah dan agak buruk yang terkadang membuat saya tertawa miris. Bahkan saya tidak melihat pentingnya karakter yang dipernakan oleh Morgan Freeman kecuali ketika akhir film ketika ia menggantikan Julia untuk menghancurkan Sally, robot pemimpin yang menghancurkan bumi.
         Tetapi pada akhirnya, saya tetap menikmati Oblivion karena film ini tetap sebuah film sci-fi yang menghibur yang ketika menontonnya masih tetap memerlukan otak untuk mencernanya meskipun terdapat kekurangan disana-sini.

Monday, April 1, 2013

Ulasan Film: STOKER



Pemain: Mia Wasikowska, Matthew Goode, Nicole Kidman, Jacki Weaver, Dermot Mulroney
Sutradara: Park Chan-wook

 Mohon maaf, tulisan saya ini mungkin mengandung "spoiler".       
          Saya adalah pencinta film thriller, walaupun kecintaan saya akan genre thriller tidak sebesar kecintaan saya terhadap musikal, tetapi menonton genre thriller adalah kenikmatan tersendiri. Saya sudah menunggu film Stoker ini selama berbulan-bulan. Sejak menonton trailer-nya pertama kali, saya langsung jatuh cinta. Misterius, Mia Wasikowska dan "living icon" masa kini, Nicole Kidman cukup membuat saya amat menantikan film ini. Terlebih lagi ketika saya mengetahui bahwa film ini akan diputar di Indonesia. Maka ketika film ini duptar ketika jam tayang midnight minggu lalu. Saya ga ambil pikir panjang dan langsung menuju bioskop dengan wajah berseri-seri.
           Film ini dibuka dengan adegan dimana India Stoker (nama yang saya sukai dengan sangat) dimana beberapa kata yang saya ingat adalah "Just as flower does not choose its color, we are not responsible for what we have become to be. Only once you realize this do you become free." Ketika kata-kata ini keluar dari mulut India, saya pikir film ini akan dipenuhi dengan karakter-karakter aneh dan saya tidak sepenuhnya salah. 
          India adalah gadis 18 tahun berambut gelap dengan muka pucat dan tidak senang berbicara. Ia bahkan menjadi target "bully" di sekolahnya oleh beberapa anak. Ayahnya meninggal dalam kecelakaan mobil yang menurut beberapa pembantu rumah tangganya adalah sebuah kecelakaan yang misterius. Ia memiliki ibu yang jauh secara emosi yang diperankan oleh Nicole Kidman. India lebih dekat dengan ayahnya daripada ibunya, bahkan amat dekat dengan ayahnya. India selalu mendapatkan kado ulang tahun sepatu setiap tahunnya dengan model sepatu yang sama setiap tahunnya. Tapi anehnya di ulang tahun yang ke-18 (yang bertepatan dengan kematian ayahnya), ia malah mendapatkan kado berupa kunci alih-alih sepatu yang biasanya ia dapatkan. 
            Di saat bersamaan, pamannya yang bernama Charlie tiba-tiba datang. Charlie adalah paman yang selama ini India dan ibunya tidak pernah kenal bahkan mendengar keberadaannya pun tidak pernah. Oleh ayah India, ibunya hanya tahu kalau Charlie adalah petualang yang sering bepergian keliling dunia sehingga sulit untuk bertemu dengan keluarganya sendiri. Tapi detik ketika Charlie datang sudah terasa janggal. Kejanggalan cukup dilihat dari sorot matanya yang misterius dan seringkali mengerikan.
          Dari sini cerita berkembang, bagaimana hubungan Charlie dengan ibunya India, Charlie dengan India sendiri, kehidupan sehari-hari India dan rahasia yang melingkupi kehidupan ayah India dan Charlie. 
           Naskah film ini ditulis oleh Wentworth Miller, aktor yang pernah tampil sebagai aktor utama di serial Prison Break. Kejutan yang menarik bukan? Walaupun setelah dipikir-pikir, naskahnya bisa menjadi sebuah film klise bahkan buruk apabila tidak disutradarai dan dibintangi oleh orang-orang yang mumpuni. Maka acungan jempol perlu diberikan kepada sang sutradara, Park Chon-Wook, sutradara asala Korea Selatan. Di tangannya, naskah Stoker dapat menjadi film yang "stylish", menakutkan dan juga seksi. Sinematografi yang diberikannya (dan sinematografernya) begitu indah, elegan dan menarik. "Scoring" yang ada pun juga menarik, menambah kesan seram tapi juga bisa seksi.
        Nicole Kidman bermain dengan apik, sebagai istri yang seharusnya berduka tetapi seperti tidak ada kesedihan di dalam dirinya dan juga seorang ibu yang memang "jauh" dari anak gadisnya. Penampilan Mia Wasikowska juga menarik. Ia lebih banyak mengandalkan ekspresinya yang dingin dan kaku. Walaupun mungkin penampilannya tidak semenraik di Jane Eyre, tetapi ia adalah salah satu aktris muda yang dapa diandalkan. Bahkan aktris senior Jacki Weaver yang hanya tampil sekejap juga meninggalkan kesan. Tetapi acungan jempol perlu diberikan kepada Matthew Goode yang berperan sebagai Charlie Stoker, paman yang selama ini tidak pernah terdengar keberadaannya. Paman yang tampan. Paman yang misterius. Paman yang sakit jiwa. Paman yang mengerikan. Sorot matanya cukup membuat saya ingin bersembunyi di kolong tempat tidur. "Kemanisannya", kemisteriusannya dan setiap kata-katanya tidak dapat dipercaya. Tapi ia juga menampilkan sosok rapuh dibalik kengeriannya.
        Banyak adegan yang saya suka, tapi mungkin di antara itu semua saya paling menyukai adegan ketika India yang bermain piano dan Charlie menghampiri dirinya dan ikut bermain piano. Alunan piano beserta lentikan jari-jari mereka terlihat indah dan intens. Memainkan piano bersama Charlie, mungkin membuat India orgasme.
        Stoker is a stylish, sexy, chilling and creepy movie. Campuran Carrie, Lolita dan The Addams Family.