Sudah berapa
banyak novel yang diangkat menjadi film? Banyak. Saking banyaknya mungkin Anda
harus mencarinya di Google. Oke, saya baru saja mencari dan sudah keburu males.
Tapi apa benar, semua novel yang diangkat menjadi film, film tersebut akan
lantas menjadi film yang buruk? Atau minimal lebih buruk daripada novelnya?
Sebelum saya ke sana, saya ingin menjelaskan secara singkat kenapa saya
mengkhususkan kepada novel? Alasannya sederhana. Karena saya lebih suka membaca
novel daripada genre buku yang lain. Tetapi saya juga suka membaca buku sejarah
dan biografi. Sudah jelas kan?
Saya pribadi
kurang setuju dengan banyak pendapat yang mengatakan apabila film yang diangkat
dari sebuah novel hasilnya akan buruk. Bagi saya tidak semua film yang diangkat
dari novel akan menjadi novel yang buruk. Ada beberapa film yang bagi saya
tingkat kelayakannya sama menariknya dengan novelnya. Misalnya Harry Potter and the Sorcerer’s Stone.
Saya ingat menonton filmnya terlebih dahulu baru saya membaca novelnya. Sampai
sekarang Sorcerer’s Stone merupakan
salah satu film Harry Potter favorit saya karena film tersebut secara langsung
mengenalkan saya kepada dunia hebat Harry Potter dan mengingatkan masa kecil
saya. Kalau ada yang saya ingat dari perbedaan signifikan antara novel dan
filmnya adalah ketika Harry, Ron, Hermione dan Draco didetensi untuk menemani
Hagrid memeriksa Hutan terlarang. Itu versi filmnya apabila Anda ingat.
Sedangkan versi novelnya, rombongan tersebut ditambah Neville yang kalau dalam
versi filmnya, Neville di mantra beku oleh Hermione. Bagi saya, hal tersebut
tidak mengganggu alur cerita filmnya, malah bagi saya dengan adanya adegan
tersebut, film Sorcerer’s Stone
menjadi lebih lucu terutama bagi anak-anak yang merupakan pangsa utama film
tersebut. Siapa yang tidak ingat mantra “Petrificus
Totalus”? Berkat diubahnya bagian itu, mantara “Petrificus Totalus” menjadi salah satu mantra paling populer di
dunia Harry Potter selain “Expecto
Patronum” dan tentunya “Wingardium Leviosa”.
Selain Sorcerer’s Stone, ada juga Percy Jackson and the Lightning Thief yang
bagi saya versi filmnya, yaaaa hampir menyamai novelnya. Bagi saya pribadi, novel
Percy Jackson adalah novel ringan tanpa beban. Anda hanya tinggal mengalir saja
membacanya. Bahkan kadang-kadang saya berpikir novelnya sedikit mudah untuk dilupakan.
Filmnya juga begitu, hhmm mungkin cukup dikritik oleh para kritikus, tapi bagi
saya filmnya juga memiliki “sifat” dari novelnya. Ringan, tanpa beban, mengalir
dan sedikit mudah untuk dilupakan. Tetapi keduanya juga menarik untuk dinanti
lanjutannya. Bacaan dan tontonan yang dilahirkan untuk bersenang-senang saja.
Lalu juga
jangan lupakan The Godfather.
Lagi-lagi saya menonton versi filmnya jauh sebelum saya membaca novelnya. Saya
menonton versi filmnya ketika masih SMP sedangkan membaca novelnya ketika kelas
3 SMA. Saya sudah lupa detil ceritanya bahkan karakter-karakternya, jadi mohon
maaf kalo ada kesalahan. Perbedaan yang saya ingat adalah hilangnya karakter
selingkuhannya anak laki-laki tertua Don Vito Corleone. Pada novelnya ada
cerita tersendiri mengenai selingkuhannya tersebut, tetapi pada filmnya tidak
ada sama sekali cerita sampingan seperti itu. Bagi saya hal tersebut malah
lebih baik karena filmnya dapat fokus terhadap keluarga Corleone saja tanpa
perlu menceritakan karakter yang tidak mempunya andil besar dalam keluarga
Corleone. Tetapi bagi saya, baik film maupun novelnya sama bagusnya. Novelnya
memberikan pengetahuan dasar mengenai mafia terutama struktur dan cara kerja
mereka. Sedangkan filmnya, ya pastinya adalah pengalaman sinematik yang asik.
Lalu ada juga
contoh yang sama baiknya versi novel maupun filmnya, seperti To Kill a
Mockingbird dan The Road.
Saya telah
memberi contoh film dan novel, yang baik versi novel maupun filmnya, sama
bagusnya atau sama-sama menarik. Tapi ada juga loh novelnya justru kalah bagus
daripada filmnya. Aneh kan? Bagi saya contoh pertama yang paling saya ingat
adalah The Ghost yang kalau versi
filmnya berubah judul menjadi The Ghost
Writer. Lagi-lagi, saya menonton filmnya dahulu baru kemudian membaca
novelnya. Bagi saya versi film The Ghost
Writer jauh lebih menarik karena memiliki akhir cerita yang lebih
mengagetkan (saya tidak mau membocorkannya). Selain itu Roman Polanski, sang
sutradara, menghasilkan film thriller yang cukup mencekam dengan visual yang
suram tapi indah dan didukung oleh penampilan para aktor/aktrisnya yang sangat
bagus (terutama Pierce Brosnan sebagai mantan PM Inggirs, yang katanya
terinspirasi dari Tony Blair dan penampilang yang juga bagus dari Kim Catrall
sebagai selingkuhan si PM Inggris). Sedangkan versi novelnya, walaupun tetap
menarik namun suasana thriller yang mencekam tidak begitu terasa.
Lalu juga ada
film Whip It yang diangkat dari novel
berjudul Derby Girl. Saya suka
filmnya. Film yang merupakan debut penyutradaraan Drew Barrymore tersebut “edgy”, “rock n roll”, cuek, seru, lucu, dan tidak Hollywood meskipun buatan
Hollywood. Terasa sekali sebagai sebuah karya yang jujur dan tulus dari hati.
Sedangkan versi novelnya bagi saya lebih sarkas, indie, cuek walaupun tetap “rock
n roll”. Tapi menonton filmnya jauh lebih menarik daripada membaca
novelnya. Itu bagi saya.
Contoh
terakhir dan yang baru saya alami adalah Life
of Pi. Oh jangan tanya berapa lama saya menyelesaikan novelnya. Sekitar 5
bulan!! Bagi saya novelnya monoton dan tidak sesuai ekspektasi saya yang
didasarkan dari ulasan-ulasan yang mengatakan kalau novel Life of Pi adalah novel yang menggugah hati. Mungkin karena pada
novelnya terlalu banyak vocabulary yang saya kurang, tidak paham bahkan tidak
pernah saya dengar. Sehingga hal tersebut amat mengganggu saya. Sedangkan versi
filmnya jangan ditanya. Saya harus mengakui filmnya merupakan salah satu film
terbaik pada tahun 2012 lalu. Filmnya dipenuhi visual yang begitu cantik,
cerita yang amat menarik, seru dan berhasil membuat saya menangis beberapa
kali. Yah mungkin ceritanya juga menyangkut hewan kali ya. Ada beberapa
perbedaan pada filmnya. Pada filmnya terdapat penambahan kisah, mungkin karena
novelnya terlalu monoton dan longgar sehingga apabila difilmkan maka tidak akan
begitu lama durasinya. Maka dari itu novel ini sempat disebut sebagai “unfilmable novel”.
Oya
saya ingat juga kalau teman saya bilang apabila versi film The Devil Wears Prada masih jauh lebih menarik daripada novelnya.
Anda mungkin sudah tahu alasannya? Meryl Streep J
Ada juga Breakfast at Tiffany’s versi film masih lebih menarik daripada versi
novelnya. Novelnya agak monoton sedangkan filmnya cukup mempesona berkat Audrey
Hepburn dan gaun hitamnya itu.
Nice to see that you also writing blog now... By the way, that demi moore picture. Do you have one without preggo thing?
ReplyDeleterenandrai.blogspot.com
Haha knp ra? Begah ya liatnya? temen gue bgl begah liat demi moore nya, ada sih yang lain cm lbh menarik ini. Gue bkn blg sejak pindah dr jakarta krn disini ga tau mau ngapain
ReplyDeleteaduh saya jadi salah fokus mau baca blog anda dan lihat foro demi moore. btw nice blog, argumen yang menarik. kenapa hunger games nggak dibahas ya? hihihi. percy jackson jg
ReplyDeleteHaha, Anda rang ketiga yang bilang Demi Moore-nya "mengalihkan". Btw terima kasih sudah membaca dan memberikan komentar. The Hunger Games akan dirilis besok. Tapi tidak terlalu banyak.
Deletekok film luar semua gal? film lokal mau dimasukin di bagian II?
ReplyDeleteselain banyak nonton, ternyata kamu banyak baca juga ya
Apakah Anda perlu pinjaman tanpa jaminan untuk mendirikan sebuah bisnis atau pinjaman untuk renovasi dan banyak lagi, pencarian tidak lebih, kami adalah perusahaan yang sah dan pada tingkat bunga rendah dari 2% dan bersedia untuk meminjamkan jumlah yang Anda ingin meminjam dan membuat tahun ini yang berhasil untuk Anda. Mohon mengisi data pinjaman ini di bawah ini dan menghubungi kami melalui email perusahaan kami: gloryloanfirm@gmail.com.
ReplyDeleteNama lengkap: _______________
Negara: __________________
Sex: ______________________
Umur: ______________________
Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
Durasi Pinjaman: ____________
Tujuan pinjaman: _____________
Nomor ponsel: ________
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami sekarang melalui email: gloryloanfirm@gmail.com