Pemain : Tom Cruise, Andrea Riseborough, Olga Kurylenko,
Morgan Freeman, Melissa Leo
Sutradara : Joseph Kosinski
Durasi : 124 menit
Perhatian! Mungkin terdapat spoiler dalam ulasan ini.
Sebenarnya, saya tidak terlalu ingin menonton Oblivion. Alasan pertama adalah ulasannya di rottentomatoes.com tidak begitu bagus (sekitar 60-an% ketika saya mentonton film ini di bioskop) dan alasan kedua adalah trailer-nya yang tidak begitu memikat. Tetapi entah alasan apa yang menarik saya untuk menonton Oblivion.
Oblivion bercerita tentang Jack Harper yang diperankan oleh Tom Cruise yang merupakan seorang teknisi dari sebuah pekerjaan yang dilakukan ketika bumi sudah hancur akibat perang nuklir antara manusia dan "alien" yang disebut 'scavanger'. Setting film ini berada di tahun 2077. Pada saat itu sebagian besar manusia telah pindah dari bumi dan hidup di luar angkasa di dalam sebuah pesawat luar angkasa, yang bernama Tet. Jack bertugas berpasangan dengan Victoria (Andrea Riseborough) yang bertugas semacam operator 'pesawat' yang melindungi Hydro yang mengekstraksi sumber daya bumi yang ada di lautan yang digunakan sebagai sumber daya pesawat ulang-alik tempat para manusia tinggal.
Pada saat itu, Jack dan Victoria telah menyelesaikan tugas terakhir mereka sebelum bergabung dengan manusia lainnya di Tet tetapi tiba-tiba ketika Jack sedang bekerja, muncul pesawat luar angkasa yang jatuh ke bumi dan ternyata membawa manusia, termasuk seorang wanita yang sangat mirip dengan wanita yang selama ini muncul di mimpinya, Julia, yang dipernakan oleh Olga Kurylenko. Dan dimulailah cerita film ini, termasuk ketika seorang paro baya (yang diperankan Morgan Freeman) muncul di tengah cerita.
Setelah menonton film ini, saya tidak terlalu memikirkan apa yang dikatakan oleh para kritikus. Bagi saya Oblivion menghibur dan yang pastinya memiliki sinematografi yang nikmat di mata. Selain itu tata artistiknya juga menarik (walaupun terkadang mengingatkan saya akan tata artistik yang ada di Prometheus). Adegan-adegan aksinya pun cukup seru, terutama ketika Jack memeriksa robot pelindung Hydro yang rusak/hilang entah kemana. Ceritanya memang tidak luar biasa, tetapi beberapa 'twist' yang ada di dalamnya cukup menghibur.
Tetapi tidak dapat dipungkiri ada rasa WALL-E disana-sini. Robot pelindung yang bisa menghancurkan yang mereka anggap musuh dan pesawat ulang-alik luar angkasa yang dianggap sebagai tempat tinggal manusia. Selain itu juga rasa Moon ada di dalam Oblivion. Saya menangkapnya ada di cerita tentang Jack Harper yang bekerja sebagai teknisi/pekerja kasar di luar angkasda yang berkaitan dengan sumber energi dan juga ada di kloning pekerja. Saya rasa hal ini yang mebuat lemah Oblivion karena membuatnya terkesan tidak orisinal.
Selain itu cerita melemah ketika mencapai paro akhir ketika karakter Morgan Freeman muncul. Kenapa tiba-tiba Jack mau berkorban dan mengapa para manusia yang tersisa di bumi menganggap Jack sebagai komandan mereka. Selain itu saya meresakan akting Kurylenko yang payah dan agak buruk yang terkadang membuat saya tertawa miris. Bahkan saya tidak melihat pentingnya karakter yang dipernakan oleh Morgan Freeman kecuali ketika akhir film ketika ia menggantikan Julia untuk menghancurkan Sally, robot pemimpin yang menghancurkan bumi.
Tetapi pada akhirnya, saya tetap menikmati Oblivion karena film ini tetap sebuah film sci-fi yang menghibur yang ketika menontonnya masih tetap memerlukan otak untuk mencernanya meskipun terdapat kekurangan disana-sini.
No comments:
Post a Comment