Sebagai pencinta film, menonton di bioskop adalah suatu hal yang lumrah bahkan wajib hukumnya bagi saya. Kenikmatan menonton di bioskop tidak ada tandingannya dengan tempat menonton lainnya, seperti lewat DVD, laptop bahkan nonton bareng dengan suatu komunitas (kalo Anda tinggal di Jakarta, coba cek jadwal reguler tiap bulan di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, mereka secara rutin mengadakan acara pemutaran film). Di bisokop, kita akan memperoleh layar yang sangat besar (tentunya) apalgi jika kita menonton lewat versi IMAX. Tapi entah kenapa hal yang paling nonton di bioskop itu adalah suaranya yang menderu-deru lewat pengeras suara. Tapi bagaimanapun seasik-asiknya menonton di bioskop, pastinya juga ada kekurangannya, termasuk jika kita berbicara tentang jenis-jenis penonton bioskop. Jenis-jenis yang saya bicarakan adalah jenis penonton yang menyebalkan dan sering mengganggu kenikmatan kita dalam menonton. Inilah beberapa jenis yang sering saya temui dan saya benci sekali sehingga saya ingin memusnahkan mereka dari muka bumi!
Jenis #1 -> Ngobrol di handphone atau dengan temannya sesama penonton
Jenis ini adalah jenis penonton yang menganggap studio bioskop adalah milik dirinya sendiri sehingga cocok dijadikan untuk tempat berbagi cerita, bergosip maupun transaksi bisnis. Yang paling ganggu dari jenis penonton ini adalah ketika mereka sudah bergerombol (biasanya anak muda) dan membuat keributan sendiri dan keributan itu tidak ada kaitannya dengan jalan cerita film. Mereka cekikikan ketika suasana film menegangkan. Mereka teriak-teriak ketika suasana film sunyi. Ha, ga punya otak. Saya punya pengalaman dengan jenis yang satu ini yang masih saya ingat. Jadi ketika itu, saya dan ibu saya sedang menonton film Modus Anomali (zonk!) di Bintaro Plaza. Modus Anomali bisa dibilang adalah film yang minim dialog dan tergolong "sunyi". Lalu beberapa baris di depan kami terdapat rombongan penonton yang saya kira saat itu adalah anak-anak SMA. Bayangkan mereka cekikikan, pindah-pindah tempat duduk dan heboh sendiri, sehingga yang seharusnya saya tegang karena filmnya tapi malah tegang karena tensi saya. Diperparah seperti yang saya bilang kalo Modus Anomali adalah film yang sunyi jadi suara berisiknya mereka jadi makin jelas. Saya dan beberapa penonton bukan tidak berusaha mencoba membuat mereka diam karena kami sudah "ssstt sssstt" mereka berkali-kali tapi tanpa hasil karena mereka yang dasarnya dablek. Akhirnya setelah hampir 3/4 jam saya menahan sabar dan kesal, saya menghampiri mereka untuk diam. Alhasil tindakan saya berbuah manis karena setelah itu mereka benar-benar diam. Bahkan ketika film sudah selesai, mereka seperti curi-curi pandang ke arah saya.
Pernah juga saya sedang menonton Life of Pi di EX, ada penonton mba2 di sebelah saya yang ngangkat telepon di tengah film. Lumayan lama ngobrolnya. Saya sudah melakukan "ssst" tapi dia ga gubris juga. Anda tahu apa yang saya lakukan selanjutnya? Saya seperti menekan lengannya dengan jari saya dan hampir mencubit dia sambil bilang "Bisa dimatikan ga? Ganggu soalnya". Akhirnya tidak lama kemudian, dia matikan handphone-nya.
Anda mungkin berpikir saya kejam tapi sekarang gini deh, saya sudah mengeluarkan uang paling ga Rp30ribu-40ribu untuk sekali nonton dan itu bukanlah jumlah yang sedikit. Dengan mengeluarkan uang sejumlah itu tentunya kita mengharapkan suasana menonton yang nyaman bukan untuk mendengarkan orang lain ngobrol ngarol ngidul tanpa perasaan dan etika. Kalo jenis penonton ini mau ngobrol dan membuat keributan, kenapa harus di dalam bioskop yang dibuat untuk menonton film. Kenapa ga mereka ngobrol di luar aja tanpa ganggu orang?
Jenis #2 -> Datang terlambat
Oke, jenis ini mengganggu hanya ketika mereka lewat di depan kita persis. Iya itu saya akui. Tapi tetep aja ganggu kan? Tapi begini, bukankah di tiket bioskop sudah tertera dengan jelas jam tayang film yang akan kita tonton? Belum lagi sebelum Anda membeli tiket, Anda sudah diminta memilih jam tayang di loket. Jadi kenapa mesti ada alasan telat? Mungkin belinya mepet. Mungkin dia ada perlu sebelum nonton. Tapi bukankah semua itu sudah bisa disiasati. Kalo beli mepet, kenapa ga cek dulu jadwalnya di situs bioskop? Kenapa ga berangkat ke bioskop lebih awal? Kalo ada keperluan, kenapa juga tidak berangkat lebih dulu jadi menyelesaikan keperluannya ga perlu mepet-mepet. Jangan alasan intinya.
Lebih parahnya, seringkali yang telat ini suka berlama-lama cari tempat duduk mereka. Mungkin mereka jarang nonton bioskop jadi ya gitu deh, kampungan. Kan di awal setiap baris ada yang namanya penanda barisan beserta nomor kursi. Jadi kenapa harus berlama-lama? Parahnya mereka ini seperti menerawang jauh sambil mengira-ngira yang mana kursi mereka. Di dalam studio gelap loh. Lagipula bukankah ketika membeli tiket sudah jelas kursi mana yang akan mereka beli. Posisi kursi di layar loket dan di dalam studio sudah sangat disesuaikan. Misalnya ada memilih kursi B16 itu berarti di layar ada di sebelah kanan Anda dan ketika masuk ada di sebelah kiri Anda. Gampangnya posisikan diri Anda sebagai proyektor film.
Tapi ada yang lebih parah daripada yang dateng telat terus cari-cari tempat duduk, yaitu dateng telat terus cari-cari tempat duduk dan ternyata kursinya sudah diduduki oleh penonton yang lain yang mengira itu adalah kursinya. Hebatnya lagi kalo kursinya ada di tengah dan Anda duduk di sebelah mereka. kebayang kan? Jadilah paket kombo. Jadi yang dateng telat harus mengkoreksi yang sudah menduduki kursinya, terus dia keluar barisan menunggu yang salah pindah tempat baru yang telat duduk di kursinya. Apalgi kalo pake adu argumen dulu. Ribet kan? Percaya deh, saya pernah mengalaminya dan kalo saya Bruce Banner, saya udah berubah jadi ijo dan ketika sudah ijo, niscaya tidak akan senikmat cendol.
Jenis #3 -> Main handphone
Okay, jujur aja, saya sudah mulai terbiasa dengan kerlap-kerlip lampu layar handphone. Tapi tetep loh sinar-sinar ini ganggu. Jadi untuk yang satu ini saya tidak ada pilihan. Sebenernya ada pilihan yaitu menotnon di blitzmegaplex (bukan promosi) karena seingat saya setiap kalo masuk studio di blitzmegaplex, jaringan handphone pasti mati, paling ga itu yang saya ingat setiap kali nonton di blitz Grand Indonesia.
Karena saya tau banyak dari Anda yang suka nonton di bioskop, saya ingi menghimbau agar kita semua lebih beradab dan beretika lagi ketika di dalam bisokop. Jangan ngobrol, jangan main handphone (kampungan), jangan nendang kursi depan kita dan jangan dateng telat. Kalo hal sekcil ini aja kita abai, bagaimana dengan hal yang lebih besar lagi.